Untuk memudahkan menemukan artikel yang anda cari, silahkan gunakan Search Box berikut:

Monday, August 16, 2010

Tidur Cukup Puasa Lancar

Perubahan dan kurangnya pola tidur di bulan puasa tak jarang menimbulkan kantuk di siang hari. Bagaimana menjaga pola tidur yang cukup agar puasa tetap khusyuk dan lancar?

Mulut Firda Anastasia, 25, tidak berhenti menguap saat mengetik di depan layar komputernya di kantor. Sering juga dia menghapus air mata yang keluar dari matanya saat dia menguap. Bahkan sesekali dirinya ”rebahan” di meja kerjanya. ”Hmmm, kalau lagi puasa gini, enaknya tidur yah. Badan kayanya lemes banget ga mau ngapa-ngapain,” tutur karyawan swasta ini.

Bukan hanya Firda yang mengalami keluhan tersebut, mengantuk sepertinya sudah menjadi kebiasaan hampir setiap orang saat menjalankan aktivitas puasa, terlebih lagi di siang hari.
Dikatakan oleh spesialis ahli di bidang tidur dari Sleep Disorder Clinic, Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, dr Andreas Prasadja RPSGT bahwa secara sadar seseorang yang sedang berpuasa mengalami perubahan pola tidur. Kurangnya waktu tidur dengan jadwal aktivitas yang tidak berubah pun tidak dapat dihindari.

”Tanpa kita perhatikan, banyak hal yang berkaitan dengan kesehatan, produktivitas, dan keselamatan berkendara jadi terganggu,” ucap dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atmajaya Jakarta.

Andreas mencontohkan, konsep kesehatan saat ini mengenali istilah ”Triumvirate of Health” yang digagas oleh Prof William Dement, bapak kedokteran tidur. Konsep ini mengedepankan optimalisasi kesehatan seseorang dengan memperhatikan tiga faktor, yaitu kebugaran fisik, keseimbangan nutrisi, dan kesehatan tidur.

”Ketiganya saling memengaruhi dan saling melengkapi,” kata dokter yang mendalami Sleep Medicine and Technologydi Universitas Sydney, Australia ini. Dia mencontohkan, misalnya saja olahraga yang rutin, akan memperbaiki kebiasaan tidur, dan tidur yang baik nantinya akan memperbaiki metabolisme kita. Begitu pula dengan tidur yang sehat, akan memberikan kebugaran fisik sehingga kita lebih aktif berolahraga.

Andreas menjelaskan, beberapa dampak dari berkurangnya waktu tidur bisa dirasakan, misalnya saja dapat meningkatkan berbagai keluhan fisik ringan namun mengganggu seperti sakit kepala, badan pegal-pegal, atau kelelahan.
Namun bagi mereka yang menderita hipertensi atau diabetes, maka berhati-hatilah. Sebab, kondisi ini menjadi pemicu meningkatnya tekanan darah dan atau gula darah.

”Untungnya, pada bulan puasa ini asupan makanan amat dibatasi, tapi tetaplah waspada pada saat berbuka nantinya,” pesan Andreas. Andreas juga berpesan untuk tetap menjaga asupan makanan saat berbuka. Pada malam hari setelah berbuka atau saat sahur tiba, sebab kondisi kurang tidur yang dialami akan mengganggu proses metabolisme.

Selain rasa kantuk, rasa lemas juga menjadi keluhan di bulan puasa. Rasa lemas ini diakibatkan tidak adanya asupan makan maupun minuman. Selain itu, rasa lemas juga bisa diakibatkan dari perubahan pola tidur yang juga dapat membuat rasa lelah dan sulit berkonsentrasi. ”Di awal puasa, ini menjadi tantangan tersendiri karena kita belum membiasakan diri dengan pola tidur baru. Setelah beberapa waktu, irama tubuh kita akan menyesuaikan,” ucapnya.

Andreas berpesan, untuk sedikit menambah waktu tidur atau mengganti waktu tidur, maka ada baiknya memanfaatkan waktu di siang hari untuk tidur siang. Manfaatnya akan langsung terasa terutama bagi mereka yang aktif bekerja. Istirahatlah sejenak di waktu istirahat siang di kantor. Dengan begitu, satu siklus tidur akan tercapai dan kita akan bangun dengan rasa segar dan bugar. Setelah tidur sejenak, kemampuan konsentrasi, ketelitian, dan kreativitas akan kembali meningkat sehingga produktivitas pun kembali tinggi.

”Dan tahukah Anda, bahwa tidur yang cukup akan menurunkan nafsu makan. Untuk itu, tidur siang sejenak akan lebih memudahkan ibadah puasa,” paparnya.

Dengan adanya beban utang tidur, dorongan kantuk pada jam istirahat siang tidak akan dapat dihindari. Untuk itu,Anda bisa lakukan tidur atau berbaring sejenak setelah salat. Jika memungkinkan, ada baiknya Anda siapkan alas untuk sekadar berbaring di belakang meja kerja.
Tidak lupa untuk menggunakan masker penutup mata juga menyalakan alunan musik yang lembut yang akan membantu tidur lebih pulas.

Khusus bagi pengendara, kesehatan tidur demi keselamatan berkendara sangat penting karena kemampuan berkendara sangat dipengaruhi oleh tidur yang sehat. Dengan perubahan jadwal tidur yang tiba-tiba, kemampuan konsentrasi dan refleks berkendara jelas menurun drastis. Belum lagi efek kantuk yang membebani mata.

”Yakinkan diri Anda tidak mengantuk sebelum berangkat berkendara di pagi hari. Jika mengantuk, terutama di minggu awal bulan puasa, sebaiknya gunakan saja kendaraan umum,” saran Andreas.

Tanda kantuk mulai menyerang saat berkendara ialah menguap serta mengusap-usap mata yang terasa lebih berair. Jangan ambil risiko, parkirkan kendaraan dan tidurlah sejenak. Jika mengendarai sepeda motor, hentikan kendaraan dan bergerak-geraklah sebentar. Gerakan-gerakan senam ringan dapat memberikan kesegaran sejenak.

”Sama halnya ketika Anda merasa terlalu mengantuk untuk mengendara pulang, maka tidurlah sejenak di kantor. Ini jauh lebih aman dibanding harus memaksakan diri pulang,” ujar dokter yang hobi bersepeda ini.

Dikatakan oleh dokter yang ahli dalam bidang olahraga, dr Grace Tumbelaka SpKO, bahwa untuk menghindari lemas dan kantuk pada saat puasa, bisa mengatasi dengan memanfaatkan waktu luang dengan tidur atau sebaiknya melakukan hal positif seperti olahraga ringan satu sampai dua jam sebelum berbuka.

”Jangan pernah begadang saat berpuasa,” saran dokter yang juga staf akademik FKUI ini.
Grace juga menyarankan untuk memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi, seperti jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi gula saat berbuka ataupun sahur.

Manfaatkan setiap waktu luang untuk membayar utang tidur. Bahkan di waktu senggang saat menanti waktu berbuka. Jika sempat, beristirahatlah sejenak. Tidur bukanlah tanda kemalasan, tapi justru langkah cerdas untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

No comments:

Post a Comment