Untuk memudahkan menemukan artikel yang anda cari, silahkan gunakan Search Box berikut:

Saturday, September 11, 2010

6 Catatan Penting Ibu Hamil Selama Lebaran!

Coba bayangkan! Saat asyik-asyiknya merayakan Lebaran bersama handai taulan, tahu-tahu Moms yang sedang hamil mengalami masalah. Entah itu keluhan kaki bengkak, perut tegang, dan sebagainya. Wah, bisa-bisa mood Moms jadi turun naik.

Nah, daripada perayaan Idul Fitri nanti jadi kurang afdol, coba simak catatan dari dr Fakriantini Jaya Putri, SpOG dari RSU Zahirah, Jagakarsa!

MUDIK

Lebaran tidak pulang kampung? Koq rasanya kurang sreg! Pasalnya, mudik ini sudah menjadi tradisi. Tapi, lain halnya dengan BuMil. Dia musti memikirkan kondisi diri dan janinnya.

- Don't:

Biasanya, mudik "memakan" waktu yang cukup panjang. Dan ini cukup riskan bagi bumil, bila kondisi jalan macet saat menggunakan jalan darat. Kalaupun menggunakan maskapai penerbangan, tidak semua bumil bisa terbang dengan alasan tertentu.

Bagi Moms yang memasuki trimester pertama, coba pikir-pikir lagi rencana mudik Anda. Selain menghadapi keluhan hamil muda ini, seperti mual, muntah, juga berpotensi besar mengalami keguguran.

Begitu pula trimester ketiga, perut yang semakin membesar akan membuat bumil gampang lelah dan rentan terjadi kelahiran sebelum waktunya.

- Do:

Karena itu, bagi bumil yang hendak pulang kampung, lebih amannya dilakukan pada trimester kedua.

- Catatan:

Bila bumil memang mendesak untuk mudik, konsultasikan kondisi kandungan, apakah kondisi kandungan benar-benar aman untuk mudik lebaran. Langsung tanyakan saja kepada dokter obgin.

POSISI DUDUK

BuMil kerap mengeluh pegal? Jangan-jangan Anda mengabaikan posisi duduk. Padahal saat bersilaturahmi, Moms duduk agak lama di kursi.

- Don't:

Saat duduk di kursi, coba perhatikan apakah kaki benar-benar menyentuh lantai. Kalau kaki masih menggantung akan mengakibatkan sirkulasi darah kurang lancar, dan kaki pun menjadi bengkak.

- Do:

Upayakan bagian belakang tubuh bersandar pada sandaran kursi dengan posisi lurus. Lalu, duduklah agak ke depan, sehingga otot-otot rileks.

- Catatan:

Sebaiknya, bumil duduk tidak terlalu lama. Setiap dua jam sekali, ambil jeda minimal 5 menit untuk jalan-jalan sebentar.

MENGUNJUNGI KERABAT

Saling memaafkan dan menjalin keakraban kekerabatan adalah inti dari silaturahmi. Sudah menjadi ciri khas merayakan Idul Fitri yaitu mengunjungi sanak saudara satu persatu, namun pengecualian bagi bumil.

- Don't:

Memaksakan diri mengunjungi semua sanak saudara. Wah, kalau kunjugan ini dipaksakan, bisa-bisa perut Moms tegang. Alhasil, bumil tidak merasa nyaman.

- Do:

Karena banyak acara atau kunjungan, pilihlah mana yang bisa dihadiri bumil atau bisa diwakilkan suami, bahkan yang tidak perlu dihadiri. Kalaupun ingin mengunjungi sanak saudara, pilihlah tempat yang terjangkau. Selain itu, istirahatlah yang cukup.

- Catatan:

Kalau memang tidak bisa mengunjungi sanak saudara, cobalah mencari alternatif lain dalam mengucapkan permohonan maaf dan salam. Ambil contoh, memberikan kartu Lebaran, hantaran, yang memasang foto Anda tengah hamil.

FESYEN SAAT LEBARAN

Lebaran, tampil modis? Pasti bumil pun setuju. Namun, bumil juga musti memerhatikan fesyennya agar nyaman sepanjang hari.

- Don't:

Memakai sepatu atau sandal hak tinggi. Ya, dengan hak tinggi membantu kaki terlihat lebih jenjang dan cantik. Namun, bumil disarankan tidak memakainya. Pasalnya, bumil musti menopang berat badan yang lebih berat dari biasanya. Selain itu, Moms berisiko jatuh terpelesat yang membahayakan bumil dan janinnya.

- Do:

Pilihlah baju yang menyerap keringat. Sebab, bumil cenderung mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak. Sebaiknya, carilah bahan baju, kaos, katun, sutera, misalnya. Selain itu, model disain yang simpel, tapi elegan.

- Catatan:

* Kenakan sepatu atau sandal dengan hak rendah. Bila ingin gaya, Moms tinggal mencari aksesoris pada alas kaki yang digunakan.

* Moms bisa memilih model lengan panjang atau baju casual lainnya. Dengan sentuhan selendang, Moms bisa mendapatkan baju lebaran yang nyaman.

MAKAN SANTAPAN IDUL FITRI

Hari Lebaran tentu suguhan makanan istimewa pun melimpah ruah. Sebut saja, makanan berlemak, bersantan, penuh bumbu, manis, pedas, dan sebagainya. Benar-benar "memanjakan" lidah. Bukan berarti Moms tidak boleh menyantap semuanya, hanya saja musti bijak memilihnya.

- Don’t:

Menyantap makanan pedas, bersantan, dan manis. Seperti makan pedas, misalnya, bila porsi berlebihan, apakah akan memengaruhi pencernaan, seperti menyebabkan diare. Atau makanan manis, turut meningkatkan pasokan gula darah bumil.

- Do:

Perbanyak makan buah dan sayur, serta air putih. Ya, buah dan sayur yang notabene kaya serat ini dapat menurunkan kadar kolesterol jahat. Disamping itu, air putih juga memperlancar metabolisme tubuh, termasuk metabolisme kolesterol.

- Catatan:

Cobalah memilih salah satu makanan, entah itu makanan pembuka, utama, hingga penutup, setiap kali Moms melakukan kunjungan. Sehingga, perut pun tidak ‘penuh’ dan Anda pun sehat.

KONTROL

Kalau sudah mendekati atau selesai hari raya Lebaran, agak sulit mencari dokter. Maklum saja, dokter langganan belum tentu ada atau sudah pulang dari beberapa hari jelang hari H. Kalau sudah begini, Moms pun bingung.

- Don't:

Tidak atau lupa melakukan kontrol. Kalau ternyata terjadi sesuatu, ada masalah pada kehamilan, misalnya, akan sulit diantisipasi.

- Do:

Cari Informasi. Tanyakan berapa lama dokter akan cuti dan kembali bekerja. Bila perlu, majukan jadwal kontrol dari biasanya. Lalu, bila tidak ada dokter langganan, siapakah yang akan menjadi dokter penggantinya, misalnya kalau ternyata jadwal melahirkan terjadi pada hari libur tersebut.

- Catatan:

Dianjurkan untuk kontrol ke dokter obgin pada hari H-7 dan H+7 Idul Fitri untuk memantau kondisi ibu dan janin.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Sunday, September 5, 2010

Inilah Rahasia Tetap Fit Saat Mudik

MUDIK menjadi agenda rutin setiap umat muslim menjelang Lebaran. Karena itu, Anda sebaiknya menjaga tubuh tetap fit saat mudik. Sehingga agenda Anda kumpul keluarga pun tidak terganggu.

Berikut ini saran untuk Anda meraih tubuh fit saat mudik:

1. Sebelum melakukan perjalanan, tidur yang cukup, minimal 6-8 jam.
2. Jangan melakukan perjalanan dalam kondisi perut kosong. Jika Anda masih berpuasa, sahurlah dengan makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan protein sebagai sumber tenaga. Mengasup suplemen jika perlu.

3. Bawalah bekal makanan (bersih dan tahan lama) dan minuman (hangat dan manis) untuk di perjalanan.

4. Hindari jajan sembarangan selama perjalanan.

5. Rajin-rajinlah mencuci kedua tangan, utamanya setelah makan atau setelah melakukan kontak fisik dengan penderita atau tempat-tempat yang rentan terkontaminasi kuman dan virus.

6. Jangan lupa untuk membawa obat-obatan yang dibutuhkan dan simpan dalam tas kecil agar mudah terlihat dan dijangkau jika diperlukan.

7. Agar terhindar dari penyakit, tak ada salahnya memakai masker selama perjalanan mudik. Apalagi jika Anda mudik mengendarai sepeda motor, masker mutlak digunakan agar terhindar dari debu dan kuman yang beterbangan karena angin.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Saturday, September 4, 2010

Pola Makan Tepat Saat Puasa

Aktivitas pada bulan puasa yang tetap padat, membuat tubuh harus mendapatkan energi ekstra agar tetap bugar dan bersemangat hingga berbuka. Salah satu penunjangnya adalah mengatur pola makan tepat.

Menurut Prof Dr Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), fungsi puasa sangat penting bagi tubuh.

“Puasa merupakan terapi penyakit fisik dan psikis. Dari sudut pandang fisik, puasa bermanfaat meningkatkan daya serap makanan, meremajakan sel-sel tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, mengendalikan kadar asam basa di dalam tubuh, dan membuat otak lebih cerdas,” katanya saat menjadi pembicara dalam acara “Soyjoy Silaturahmi dan Berbuka Puasa” di Jakarta, belum lama ini.

Namun, lanjut dia, banyak orang yang beranggapan bahwa Ramadan merupakan bulan yang istimewa sehingga makanan yang dikonsumsi dibedakan dengan hari-hari biasa. Bahkan, porsinya diperbanyak karena “kalap dan balas dendam”. Yang terjadi, pada akhir bulan suci ini, berat badan pun makin meningkat secara drastis.

“Padahal, saat bulan puasa seharusnya porsi dan jenis makanannya sama saja seperti biasanya,” tutur Made.

Made mengungkapkan, pola strategi makan yang baik pada bulan puasa dibagi menjadi empat bagian. Saat berbuka, utamakan makanan dan minuman manis dan mengandung karbohidrat sederhana semisal kurma, teh manis, atau jus. Hal ini karena bahan pangan tersebut mudah diserap tubuh dan tidak mengagetkan lambung. Usahakan menghindari mengonsumsi makanan berat saat mulai berbuka puasa. Selanjutnya, 30 menit setelah berbuka konsumsilah makanan lengkap dengan karbohidrat kompleks.

Sebelum tidur, Anda dapat kembali mengonsumsi makanan berkarbohidrat, namun hindari serat dan protein tinggi. Bentuk makanannya bisa berupa camilan. Dan ketika sahur, konsumsilah makanan lengkap dengan karbohidrat kompleks dan banyak serat.

“Pada waktu sahur, distribusi gizi yang diperlukan adalah 40–45 persen dari kebutuhan energi harian,” tuturnya.

Saat sahur, Anda juga boleh menambah pembangkit stamina tubuh dengan mengonsumsi makanan suplemen seperti vitamin, mineral, atau antioksidan. Agar kuat bertahan puasa hingga sore hari, dia menyarankan agar mengonsumsi makanan dengan nilai glycemic index (GI) yang rendah.

Berdasarkan hasil penelitian Made, makanan dengan GI rendah dapat mempertahankan perut kenyang lebih lama. Hal ini karena proses pelepasan karbohidratnya berlangsung secara perlahan-lahan dan bertahap sehingga puncak atau fluktuasi kadar gula darah akan rendah. Ini baik bagi penderita diabetes yang perlu menjaga kestabilan kadar gula darah.

Bahan makanan ini juga bagus untuk membantu menurunkan berat badan, meningkatkan ketahanan fisik, dan memperbaiki sensitivitas insulin dalam tubuh untuk mencegah diabetes.

GI itu sendiri adalah laju kenaikan gula darah pada skala 0–100 setelah mengonsumsi pangan berkarbohidrat. Diketahui, karbohidrat yang mudah dicerna menghasilkan GI tinggi, sehingga kenaikan glukosa darah cepat dan tinggi. Adapun karbohidrat yang lambat dicerna menghasilkan GI rendah, sehingga kenaikan glukosa darah lambat dan rendah. Beberapa contoh makanan dengan GI rendah adalah buah ceri, apel, kentang rebus, dan kedelai. Selain itu, bahan pangan seperti beras parboil, kentang rebus, susu full krim dan susu skim, spageti, makaroni, dan cokelat batangan juga termasuk kelompok makanan dengan GI rendah.

“Setiap kelompok pangan memiliki kategori GI tersendiri, contohnya pada buah apel dan ceri, tergolong pangan dengan GI rendah, kemudian pisang dan mangga tergolong dalam pangan dengan GI sedang, sementara melon adalah pangan dengan kategori GI tinggi dan tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi orang dengan kandungan gula darah tinggi,” ujarnya.

Dindin Suzaridian, Product Marketing Manager Soyjoy, mengatakan bahwa pihaknya selalu terus berupaya mewujudkan komitmen dalam mengedukasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan menginformasikan secara luas arti pentingnya makanan dengan GI rendah.

“Salah satu wujud komitmen Soyjoy juga untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat adalah dengan menginformasikan makanan apa saja yang baik dan aman dikonsumsi saat bulan puasa,” ujarnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Thursday, August 26, 2010

Ingin Bugar? Perhatikan Menu Buka Puasa Anda!

Mendapatkan tubuh bugar dan sehat saat Ramadan bukan perkara sulit untuk Anda raih. Mengonsumsi jenis makanan yang bergizi dan diolah secara tepat bisa menjadi solusi utama.

Dengan berpuasa, organ tubuh diberi kesempatan beristirahat. Pada saat organ beristirahat, sel dan jaringan tubuh melakukan regenerasi sehingga sel tubuh terus mengalami pembaharuan. Sel dalam jaringan tubuh yang terus mengalami pembaharuan menjadikan tubuh selalu segar dan bugar. Namun, perubahan jadwal makan yang tiba-tiba membuat proses metabolisme tubuh juga berubah, sehingga perlu penyesuaian dengan cara yang tepat. Salah satunya memerhatikan menu buka puasa Anda.

“Untuk buka puasa, konsumsilah protein lebih dari 5 persen. Sisanya untuk vitamin dan mineral dari sayur dan buah, baru karbohidrat. Protein itu zat yang membuat badan kita kuat. Ikan dan ayam 200 gram bisa lebih tahan lebih lama dibandingkan makan nasi banyak. Perbandingan protein dengan sayur 1:1, tapi balik lagi dengan syarat tubuh yang bisa dia terima. Tapi bagusnya seperti itu. Tinggi protein, tinggi serat, kalorinya kalau mau tinggi digenjot dari buah dan sayur,” tutur Yeni Ismayani, seorang sarjana tata boga yang kini aktif menjalankan profesinya sebagai professional food stylish saat berbincang dengan okezone di acara “ABC Dapur Peduli” di Ruang Mesjid Lama, Mesjid Al-Bina, Gelanggang Bung Karno Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

Untuk menu makan malam saat Ramadan, Yeni menyarankan Anda mengolahnya lewat cara yang tepat. Apa pasal?

"Ayam yang digoreng 2 kali, proteinnya sudah rusak. Kalau misalnya lebih aman, ayam diberi bumbu jadi satu. Tapi gorengnya beda, saat sahur dan buka. Persiapan jadi satu, tapi pengolahannya tetap harus dipisah. Sebaiknya kita makan sedikit, tapi berkualitas,” jelas Yeni.

Tak cukup dengan protein saja untuk menemani asupan menu karbohidrat Anda. Vitamin dan mineral dari sayuran pun harus ada dalam santap malam Anda.

“Sayur rebus, kalau bisa dicampur dengan yang mentah-selada dan timun-dicampur dengan yang matang, seperti labu siam, masih boleh. Sawi, pokcai boleh direbus atau dikonsumsi mentah. Tapi balik lagi jangan langsung banyak. Badan butuh penyesuaian,” tukasnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Tips Berpuasa Tanpa Bau Mulut

Saat menjalani ibadah ini kesegaran mulut menjadi amat berkurang. Akibatnya, kita sering dilanda rasa tidak percaya diri. Kenali penyebab menurunnya kesegaran mulut saat berpuasa.

Masalah bau mulut yang tidak sedap kerap melanda orang yang tengah berpuasa. Alhasil, krisis percaya diri pun mulai muncul dan membuat orang malah puasa bicara. Meski bau mulut orang berpuasa diumpamakan bagaikan harumnya bunga kasturi di surga kelak, namun jangan sampai kita menzalimi orang lain saat berbicara dengan bau tak sedap dari mulut.

Sebenarnya, pada saat berpuasa seseorang akan mengalami penurunan produksi air liur sehingga mengalami kekeringan mulut atau biasa disebut xerostomia. Penurunan produksi air liur ini menyebabkan pasokan oksigen ke dalam mulut menjadi berkurang sehingga bakteri anaerob berkembang biak dan sekaligus memecahkan asam amino di dalam air ludah. Hal ini menyebabkan terlepasnya zat sulfur yang mengakibatkan menurunnya kesegaran mulut. Karena bakteri dalam mulut menjadi lebih banyak, maka muncullah problem bau mulut.

Sebenarnya halitosis atau bau mulut, penyebabnya 80 persen berasal dari rongga mulut dan 20 persen karena masalah pencernaan. Bagi umat muslim yang menunaikan ibadah puasa, bau mulut yang menyengat sering dianggap sebagai masalah. Padahal, dengan berpuasa justru akan memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk beristirahat sehingga organ tubuh tersebut bisa dibersihkan dan membentuk zat baru yang dibutuhkan.

Tidak hanya itu, proses pembersihan dan pelepasan racun dari usus, ginjal, kandung kemih, paruparu, serta kulit, juga meningkat saat menjalankan ibadah puasa. Jadi, jangan heran jika setelah berpuasa selama sebulan penuh tubuh terasa fit dan bugar.

Selain karena disebabkan kekurangan cairan, secara umum bau mulut juga bisa timbul karena berbagai sebab. Sebut saja dengan mengonsumsi makanan yang dapat mengundang bau mulut, misalnya buah durian, ikan, daging, jengkol, atau berbagai jenis produk susu. Nah, keadaan mulut yang kering selain disebabkan oleh berkurangnya saliva, juga lantaran penggunaan deterjen dalam pasta gigi. Deterjen merupakan zat pembentukan busa yang dapat merusak kualitas air liur.

Untuk mengatasi masalah bau mulut ini, pakar kesehatan dari Universitas Indonesia, Ari Fahrial, menyarankan orang yang berpuasa agar lebih banyak mengonsumsi makanan dalam bentuk cair, seperti dalam bentuk sup atau sayur-sayuran berkuah. “Dianjurkan juga minum jus pada saat berbuka,” ujar Ari.

Selain itu, Ari juga menyarankan untuk mengonsumsi buah, seperti jeruk, pada saat sahur. Cara lainnya adalah menghindari makanan yang dapat menimbulkan bau tidak sedap. “Umpamanya petai dan jengkol,” kata Ari. Menggosok gigi setelah berbuka dan sehabis sahur pun harus dilakukan secara rutin.

Kendati demikian, perlu diketahui pula bahwa masalah bau mulut bukan semata disebabkan kondisi mulut yang kering. Kesehatan gigi pun tak pelak turut berperan besar dalam masalah bau mulut ini. Hal ini seperti dikatakan oleh DR Sony Swasonoprijo drg Sport. Menurut Sony, gigi berlubang dan infeksi gusi juga dapat menjadi penyebab timbulnya bau mulut. Sebab, gigi berlubang menjadi tempat favorit bersarangnya bakteri pada sisa-sisa makanan yang mengendap.

Gigi yang tidak terawat akan membentuk abses (pengumpulan nanah) dan bakteri yang ada di dalamnya akan memetabolismekan jaringan-jaringan mati sehingga menimbulkan bau.

“Penyakit diabetes ataupun kelainan dalam pencernaan juga bisa mengakibatkan bau mulut,” tutur Sony yang membuka praktik di Griya DR Sony yang berlokasi di kawasan Ampera, Jakarta Selatan.

Bau mulut juga bisa muncul ketika seorang mengalami kesulitan buang air besar, termasuk kondisi lidah yang kotor karena jarang dibersihkan berpotensi menumpuk bakteri yang menimbulkan bau mulut. Karenanya, Sony menyarankan orang yang berpuasa untuk memperbanyak mengonsumsi jenis makanan berserat. Karena makanan berserat akan memberi gerak pada rongga mulut sehingga gigi akan banyak mengunyah dan itu bisa mengurangi timbulnya bau mulut.

Sebaiknya hindari pula makanan yang dapat memicu bau mulut seperti cokelat. Cokelat termasuk makanan yang bersifat diuratic (merangsang pengeluaran urine). Akibatnya, mulut akan cepat mengalami kekeringan sehingga timbul bau tidak sedap di mulut. Tak kalah pentingnya adalah rutin memeriksakan kesehatan gigi di dokter gigi setiap enam bulan sekali.


“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan sampai datang ke dokter gigi dengan keadaan gigi yang sudah rusak dan ini tentu membutuhkan biaya yang lebih banyak untuk mengobatinya. Intinya, jangan malas ke dokter gigi,” kata Sony mengakhiri pembicaraan.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Tuesday, August 24, 2010

Kontrol Kolesterol Selama Berpuasa

Menyantap menu makanan manis dan tinggi lemak plus kurangnya aktivitas fisik di bulan puasa, bisa memicu tingginya kadar kolesterol. Nah, bagaimana mengatasinya?

Banyak kebiasaan makan yang salah yang terjadi saat bulan Ramadan tiba. Mengonsumsi makanan berlebihan misalnya, kebiasaan ini menjadi salah satu kebiasaan dari beberapa orang saat berbuka puasa atau saat makan sahur. Umumnya, orang memakan makanan secara berlebihan karena sebagian dari mereka merasa takut jika siang hari kelaparan, apabila tidak menyimpan cadangan makanan yang banyak. Kebiasaan tersebut juga semakin diperburuk dengan kebiasaan tidur setelah makan sahur yang semakin menumpuk cadangan lemak tubuh.

Dikatakan spesialis penyakit saraf serta Ketua Bidang Humas dan Penyuluhan Yayasan Stroke Indonesia Dr H Sutarto Prodjo Disastro SpS, bahwa apabila pola makan yang salah terus dilakukan, maka tidak dapat dipungkiri kesehatan tubuh pun akan terganggu, seperti stroke yang disebabkan kolesterol. ”Untuk menghindari penyakit serius seperti stroke, mengontrol kolesterol serta menjalani hidup yang lebih sehat, baik selama Ramadan dan Hari Raya, maupun setelah itu sangatlah dianjurkan,” tandasnya.

Dikatakan Marketing Communications Senior Manager PT Pfizer Indonesia Andriani Ganeswari, bahwa sudah menjadi kebiasaan setiap Ramadan serta saat Idul Fitri, kita memiliki kecenderungan mengonsumsi makanan dan minuman yang manis dan bersantan.
Selain itu, kita pun cenderung untuk mengurangi aktivitas olah tubuh dengan alasan untuk menyimpan tenaga agar kuat menjalani tugas sehari-hari.

”Tanpa kita sadari perubahan gaya hidup selama Ramadan dan Idul Fitri ini dapat menimbulkan risiko kolesterol tinggi,” ucapnya. Untuk itu, bagi para penderita kolesterol, sangat disarankan untuk mengontrol pola makan selama Ramadan dan saat Idul Fitri nanti, serta tidak lupa untuk berolahraga ringan.

Bisa dikatakan, peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan kolesterol yang diakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Menurut Yayasan Stroke Indonesia, saat ini ada kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih dalam usia produktif.Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktivitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial-ekonomi keluarga.

Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang 80% dihasilkan dalam tubuh, yaitu oleh organ hati dan sisanya dari luar tubuh lewat asupan makanan. Kolesterol memiliki beragam fungsi bagi tubuh, antara lain sumber energi, pembentukan dinding sel, dan pembentukan hormon.
Selain itu, kolesterol membawa dampak baik untuk kesehatan apabila kadarnya dalam darah masih dalam keadaan normal. Namun apabila kolesterol yang berada dalam darah kadarnya melebihi batas normal, justru akan memberi dampak negatif dan membahayakan kesehatan.

Di negara-negara maju dengan konsumsi kolesterol yang tinggi, seperti Amerika Serikat, penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian. Penelitian yang dilakukan American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa lebih dari 100 juta orang di negara tersebut memiliki kadar kolesterol di atas rata-rata dan 40 juta di antaranya berkadar kolesterol yang sangat tinggi. Kondisi ini menyebabkan angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke mencapai 500.000 orang setiap tahunnya.

Sementara data yang dikeluarkan WHO pada 2002, menyebutkan bahwa hiperkolesterolemia menyebabkan 4,4 juta kematian di dunia. Sebagian besar dari orang yang memiliki sifat hiperkolesterolemia adalah mereka yang mempunyai rata-rata kadar kolesterol cukup tinggi antara 200–250 mg%. International Stroke Conference (konferensi stroke internasional), suatu konferensi yang diadakan di Wina, Austria pada 2008 menyatakan bahwa jumlah pengidap stroke di kawasan Asia terus meningkat. Stroke yang juga merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia saat ini, cenderung mengancam usia-usia produktif di bawah 45 tahun.

Dikatakan spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dr Arieska Ann Soenarta SpJP (K), bahwa tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat mengganggu kesehatan, salah satunya adalah meningkatkan risiko serangan jantung koroner. Di beberapa negara maju, prevalensi penyakit jantung koroner sebenarnya sudah mulai menunjukkan penurunan beberapa tahun terakhir ini, tetapi tidak demikian dengan negara berkembang. Pola hidup yang tidak sehat merupakan faktor utama penyebab meningkatnya kasus penyakit jantung koroner yang diakibatkan tingginya kadar kolesterol dalam darah. ”Karena itulah, sangat penting bagi masyarakat untuk mulai menyikapi kolesterol dengan bijak sejak dini dan mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat,” tuturnya dalam acara temu media bertema ”Kontrol Hidup Kontrol Kolesterol” yang diadakan PT Pfizer Indonesia beberapa waktu lalu.

Perlunya Cek Kolesterol Rutin

Banyak cara untuk mengontrol kolesterol. Bagi yang belum memiliki sifat hiperkolesterolemia, risiko gangguan ini dapat dikontrol dengan secara berkesinambungan mengontrol gaya hidup mereka melalui pola makan dan olahraga. Untuk mendeteksi risiko kolesterol yang mungkin dihadapi, masyarakat juga harus secara rutin melakukan cek kolesterol setidaknya enam bulan sekali.

”Deteksi rutin ini dapat membantu masyarakat untuk lebih cepat bertindak dalam mengantisipasi gangguan kolesterol apabila tingkat risiko mereka sudah dinyatakan tinggi,” paparnya.

Bertindak dengan cepat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat yang ada di dalam tubuhnya, adalah satu tindakan yang harus dilakukan bagi seseorang yang telah terdeteksi memiliki risiko gangguan kolesterol tinggi. Konsumsi obat-obatan secara teratur dan mengubah gaya hidup, dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol.

”Kadar kolesterol juga harus diperiksa secara rutin di laboratorium dan dikonsultasikan dengan dokter,” jelas Arieska. Sejak 2005, Pfizer telah mengenalkan konsep 3 Ring Peduli Kolesterol yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengontrol gaya hidupnya agar terbebas dari gangguan kolesterol.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Sunday, August 22, 2010

Perhatikan Asupan Gizi Anda Selama Ramadan

Normalnya, makanan dan minuman yang kita konsumsi menjadi bekal energi selama kurang lebih 5-7 jam. Tapi selama Ramadan ini, makan dan minum yang kita konsumsi pada saat sahur menjadi bekal energi selama 14 jam.
Perubahan pola makan itu jelas berpengaruh terhadap daya tahan tubuh. Untuk menyiasatinya, Anda harus mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gizi. Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. “Semuanya harus lengkap seperti pada saat kita berpuasa,” jelas dr Diana F Suganda.

Pada sahur dan berbuka puasa, jangan terlalu banyak makan. “Kalau sahur, bagusnya tetap ada karbohidratnya yang lebih berserat kayak nasi merah atau bubur gandum. Seratnya tinggi. Jadi, dilepasnya perlahan-lahan, sehingga kita tidak mudah lapar,” sambung dokter yang berpraktik di SlimGourment by European Slimming Centre, Jalan Iskandarsyah Raya No. 97, Jakarta Selatan ini.

Selain makanan berserat tinggi, Anda juga harus mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi seperti ayam, daging, dan ikan. Tapi jangan digoreng. Lebih baik yang dikukus atau ditumis. Hindarilah makanan yang manis pada saat sahur karena dapat membuat tubuh cepat lapar. “Dan minum air putih yang banyak untuk mencegah dehidrasi seharian. Usahakan sahur jangan terlalu jauh dari waktu imsak,” imbuhnya.

Pada saat berbuka puasa, sebaiknya Anda tidak langsung makan dahulu dengan makanan yang ringan dan manis. Tapi jangan yang dingin, yang bersoda, yang asam dan bergas.

“Seharian perut kita kosong. Kadar gula merosot jauh. Dan kita butuh yang manis yang cepat diserap, yaitu karbohidrat yang simpel. Kayak manis dari gula, teh manis, kurma. Kalau bisa, anget, kolak, candil dengan porsinya dikit aja,” terangnya.

Setelah salat magrib baru Anda bisa makan makanan yang berat seperti nasi dan lauk pauk yang tepat. Di sini makanan yang harus Anda makan adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. “Kurangi yang asam kayak pempek, sambal terlalu pedas, minyak, dan santan. Jangan yang merangsang lambung. Kita cari yang safe karena kalau tidak beban lambung jadi dua kali lebih banyak. Lambung lebih berat kerjanya. Tetep banyak minum air putih,” katanya.

Yang harus dihindari selama Ramadhan ini adalah makanan, buah-buahan, dan minuman yang mengandung gas dan beralkohol. “Semua buah gak masalah. Cuma kita cegah buah yang bergas dan alkohol kayak durian, tape singkong atau tape ketan,” imbuhnya.

Selain memperhatikan pola makan, Anda juga tetap harus berolahraga. “Apalagi kalau sebelumnya dia udah rajin berolahraga. Yang penting, jangan terlalu berat. Kayak jogging, treadmill, bersepeda, berenang. Gak masalah. Kalau buka, kira-kira 1 jam. Abis itu, siap-siap untuk buka,” katanya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com