Untuk memudahkan menemukan artikel yang anda cari, silahkan gunakan Search Box berikut:

Tuesday, September 23, 2008

Siasati Lebaran Tanpa Gangguan Pencernaan

SAAT hari raya tiba, beragam masakan dan panganan yang menggoda selera disajikan di setiap rumah umat muslim. Sehingga bukan hal yang aneh bila saat Lebaran banyak masalah kesehatan yang muncul, terutama masalah gangguan pencernaan, hingga penyakit serius lainnya.

Hal ini dapat dimaklumi lantaran saat hari kemenangan tiba, orang tidak lagi mempedulikan lagi asupan makananannya akibat selera yang berlebih saat bersilaturahmi ke berbagai tempat.

Selain itu, waktu yang menjadi tidak tepat saat menyantap makanan yang tidak seimbang serta padatnya aktivitas dapat menurunkan kondisi kesehatan seseorang.

Nah, untuk mencegah agar kondisi tersebut tak menimpa Anda dan mengganggu suasana Lebaran, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Menurut Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi IPB Bogor Prof Dr Ir Ali Khomsan Ms, hal terpenting yang harus dilakukan ialah memasok buah-buahan serta sayuran yang mengandung serat dalam lemari es.

"Selama Lebaran dua-tiga hari pertama identik dengan masakan semisal opor, sambal goreng ati, rendang, dan masakan bersantan lainnya. Tak hanya itu, berbagai makanan camilan dan minuman manis menjadikan nilai asupan berlipat ganda. Agar kesehatan tetap terjaga meski mengonsumsi masakan-masakan tersebut, yang penting keluarga menyediakan buah-buahan serta sayuran sebagai penangkalnya," papar Prof Ali Khomsan kepada okezone saat dihubungi melalui telepon selulernya, Selasa (23/9/2008).

Kendati sayur-sayuran relatif tidak bertahan lama, namun elemen ini tetap harus tersaji di atas meja. Karena itu, sambung Prof Ali, saat Anda dan keluarga tak ingin repot membuat masakan dari sayuran, lalapan dapat menjadi alternatif pilihan.

"Bagi Anda yang menjadi bagian orang yang tidak bisa makan tanpa sayuran, maka bisa memilih lalapan segar atau wortel dan labu siam yang direbus. Jenis-jenis lalapan ini dapat langsung dinikmati tanpa repot memasaknya," katanya.

Masih menurut Prof Ali, masakan bersantan dan camilan yang mengandung protein, lemak, dan gula yang tinggi memang selalu menjadi pilihan menggoda. Namun, kebanyakan anggota keluarga enggan berlama-lama mengonsumsi jenis-jenis makanan tersebut, sehingga foodcourt menjadi alternatif yang terbaik. Padahal jenis-jenis masakan di foodcourt umumnya cepat saji dan mengandung lemak yang tinggi.

"Kalau pun foodcourt menjadi pilihan, sebaiknya tetap memilih makanan yang mengandung unsur buah-buahan yang dibuat menjadi jus dan sayuran dalam masakan agar kebutuhan akan serat tetap terpenuhi," tutur pria ramah ini.

Selain serat yang berasal dari sayur dan buah-buahan, Anda dapat pula memilih alternatif makanan yang mengandung serat lainnya, semisal kacang mede atau kacang asin. Ini dilakukan karena kacang-kacangan merupakan sumber serat yang juga bagus.

Tak hanya kacang-kacangan, alternatif pilihan lainnya dapat diperoleh dari agar-agar instan yang mengandung serat.

"Agar-agar tersebut dapat dipilih terbuat dari ganggang dan rumput laut. Proses penyajiannya pun mudah sehingga bisa memberi kontribusi makanan berserat yang dibutuhkan tubuh," tandasnya.

Dengan mengutamakan makanan yang mengandung serat, maka masalah gangguan kesehatan setelah Lebaran akan bisa ditekan jumlahnya.

Selamat berlebaran tanpa gangguan kesehatan ...


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Tuesday, September 16, 2008

Minuman Dingin Sebabkan Radang Tenggorokan

Setelah berpuasa seharian, banyak muslimin dan muslimah berbuka dengan minuman dingin atau es. Memang benar bahwa minuman dingin bisa membuat orang langsung lega dan segar. Masalahnya, minuman dingin seperti itu justru menyebabkan radang tenggorokan. Karena itu, berbukalah dengan minuman hangat supaya pembuluh darah cepat terbuka.

Radang tenggorokan atau faringitis menurut dr Inis Sumiati SpTHT dari Rumah Sakit Sentra Medika, Cisalak, Depok, merupakan salah satu masalah yang sering timbul di bagian tenggorokan, seperti rasa kering, gatal dan nyeri atau perih. Rasa itu merupakan tanda-tanda dari gejala radang tenggorokan.

Radang tenggorokan memang terdengar sangat sepele karena mirip dengan penyakit flu biasa, seperti demam, sakit kepala, dan gangguan susah menelan. Padahal aktivitas kita sudah pasti akan terganggu karena radang tenggorokan. Selain itu, selera makan pun bisa hilang karena rasa sakit pada saat menelan.

Faktor Penyebab dan Gejala

Radang tenggorokan disebabkan oleh dua jenis infeksi, yaitu virus dan bakteri. Sekitar 80 persen radang tenggorokan disebabkan oleh virus dan hanya 10-20 persen yang disebabkan oleh bakteri. Pertama adalah faringitis karena virus. Biasanya, gejala klinisnya adalah demam, tidak bergairah, rasa nyeri di kepala, mual yang disertai dengan suara serak, batuk dan radang pada hidung (rhinitis). Radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus ini dapat berlangsung selama 1-2 hari, bahkan sampai satu minggu ke depan.

Kedua adalah radang tenggorokan atau faringitis yang disebabkan oleh bakteri streptokokus B dan hemolitikus A. Gejala penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa nyeri di perut, dan muntah-muntah. Tenggorokan pun akan terasa nyeri, amandel menjadi merah dan bengkak.

Pada anak-anak yang sudah besar akan lebih terlihat adanya lapisan seperti krim di atas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar getah bening di leher pun ikut membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Jika dibiarkan, akan menimbulkan radang ginjal (glamerulonefritis akut), demam rematik, otitis media (radang telinga bagian tengah), sinusitis, abses peritonsil dan abses retro pharynx.

Selain kedua faktor tersebut, alergi dan iritasi juga dapat menyebabkan terjadinya radang tenggorokan. Hal ini disebabkan oleh makanan yang masuk, seperti makanan yang terlalu pedas, terlalu asam, terlalu panas atau pun dingin, dan makanan yang terlalu bergetah. Iritasi juga sering terjadi pada mereka yang bekerja di lingkungan pabrik.

Alergi sendiri dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti makanan dan minuman, obat-obatan, cuaca, dan debu. Zat yang menyebabkan alergi disebut allergen. Jika alergen masuk ke dalam tubuh penderita alergi, tubuh akan mengeluarkan zat-zat yang menyebabkan alergi. Akibatnya, timbul reaksi-reaksi tertentu seperti gatal dan batuk-batuk.

Selain itu, radang sering dialami mereka yang alergi terhadap jenis buah-buahan tertentu dan olahannya, seperti jus. "Biasanya paling sering pada jus tomat," terangnya. Minyak goreng seperti minyak jelanta yang dipakai secara berulang pun bisa menjadi salah satu penyebab terjadi radang tenggorokan. Oleh karena itu, Anda yang alergi terhadap minyak goreng dianjurkan untuk mengganti minyak goreng setiap kali akan memasak.

Pengobatan dan Pencegahan

Radang tenggorokan yang disebabkan oleh alergi atau iritasi tidak dapat diobati karena sudah merupakan bawaan lahir. Cara paling baik untuk menghindari reaksi alergi adalah menghindari penyebabnya dan meningkatkan atau menjaga daya tahan tubuh. Radang tenggorokan yang disebabkan oleh virus, lanjut dr Inis, bisa diobati. Pengobatan dengan antibiotik tidak akan efektif untuk mengobati infeksi virus. Justru pemberian antibiotik dapat menimbulkan resistensi atau kekebalan kuman terhadap antibiotik.

Radang tenggorokan yang disebabkan oleh infeksi bakteri memang tidak sesering infeksi virus. Tapi dampaknya bisa lebih serius. Pada umumnya, radang tenggorokan diakibatkan oleh bakteri jenis streptokokus, sehingga biasa disebut dengan radang streptokokus. Sering kali orang menderita infeksi streptokokus karena tertular orang lain yang telah menderita radang selama 2-7 hari sebelumnya. Radang tenggorokan ini dapat tertular melalui sekresi hidung atau tenggorokan. "Radang yang satu ini memang memerlukan bantuan dokter karena bila penyebabnya adalah kuman streptokokus dan tidak mendapat antibiotik yang memadai, penyakit akan bertambah parah dan kuman dapat menyerang katup jantung sehingga dapat menimbulkan penyakit demam rematik," jelasnya.

Mengingat minuman dingin seperti air es dapat menyebabkan iritasi pada tenggorokan, terlebih untuk mereka yang menderita alergi dingin, dr Inis menganjurkan agar pada masa puasa ini orang berbuka terlebih dahulu dengan minuman panas atau hangat agar pembuluh darah di daerah tenggorokan dapat cepat terbuka. Terbukanya pembuluh darah akan mempermudah dan sekaligus mempercepat proses absorbsi. "Kalau minum es, pembuluh darahnya akan menciut sehingga proses absorbsinya akan terganggu," tambahnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Segar Berstamina, Bebas Dehidrasi

Bagi yang mengerti faedah berpuasa, niscaya akan berharap sepanjang tahun adalah Ramadan. Pernyataan tersebut tentu tak berlebihan bila menilik ragam manfaat yang dapat dipetik dengan berpuasa.

Ahli nutrisi dari Sun Hope Indonesia, Fatimah Syarief AMG STP, mengemukakan, puasa mengandung tiga mekanisme aktif, yakni perlindungan, pencegahan, dan pengobatan. Saat berpuasa, asupan makan dibatasi, terutama di siang hari, sehingga organ pencernaan mengalami relaksasi. Pembatasan suplai makanan selama berpuasa ini juga mencegah penumpukan racun, kotoran, dan zat sampah hasil sisa metabolisme.

"Keistimewaan lainnya adalah peningkatan kekebalan tubuh, peremajaan sel kulit, perbaikan fungsi hormon, penyerapan gizi yang optimal, serta meningkatkan fungsi organ reproduksi yang berkaitan dengan kesuburan," paparnya.

Supaya tetap segar dan berstamina saat berpuasa, asupan cairan merupakan salah satu aspek penting yang harus tercukupi. Jika tidak memadai, bisa timbul dehidrasi. Selain tubuh menjadi lemas, dehidrasi ringan biasanya ditandai rasa haus. Sementara dehidrasi sedang bisa disertai gejala turunnya tekanan darah sehingga terasa pusing, berkunang-kunang, dan gelap bila berdiri dari posisi duduk atau tidur.

"Akan tetapi, umumnya selama puasa, tubuh beradaptasi dengan mengeluarkan hormon antidiuretik yang mengurangi pengeluaran urine dari ginjal dan mencegah pengeluaran garam natrium sehingga cairan bisa ditahan di dalam tubuh," papar dr Johanes C MND SpGK dari Melinda Hospital Bandung.

Kendati demikian, saat berpuasa sebaiknya asupan cairan dijaga agar dapat mendekati anjuran asupan harian 2,2 Liter (9 gelas belimbing) untuk wanita dan 3 liter (12 gelas belimbing) untuk pria. "Pengaturan minum ini sangat individual sifatnya. Jadi sebaiknya diminum dalam porsi kecil, tapi sering mulai saat berbuka puasa sampai saat sahur," katanya.

Adakalanya di saat sahur, udara yang masih dingin membuat kita kurang merasa haus sehingga malas minum. Untuk mengakali, sebaiknya minum minuman hangat seperti teh atau kopi encer (jangan yang pekat karena dapat menimbulkan dehidrasi karena ada efek diuretik/buang air kecilnya).

Pada saat berbuka puasa sampai 1/2 jam sebelum tidur diupayakan banyak minum untuk mengejar kekurangan cairan selama berpuasa. Namun, umumnya asupan cairan masih tetap kurang dari anjuran. Hal ini tidak perlu terlalu dirisaukan karena air juga terbentuk pada saat metabolisme makanan.

Sementara itu saat berbuka puasa, sebaiknya minumlah es buah atau teh dengan gula biasa secukupnya (jangan terlalu manis). Tujuannya hanya untuk menambah sedikit gula darah yang sudah mulai menurun karena puasa. Adapun terkait suhu cairan yang diminum, Johanes tidak mempermasalahkan jika ada orang yang ingin langsung minum air es saat berbuka. Pasalnya, minuman akan dipanaskan atau didinginkan dalam perjalanannya menuju lambung dan di dalam lambung.

"Sehingga, suhunya akan menjadi sama dengan suhu di dalam lambung, yaitu 37 derajat Celsius," ujarnya seraya mengingatkan untuk menghindari minuman yang terlalu manis atau terlalu banyak santannya karena mengandung terlalu banyak kalori dan lemak jenuh.

Johanes menyebutkan, efek lain dari dehidrasi adalah memicu bibir kering, bahkan mungkin seriawan. Selain banyak minum, pencegahan seriawan saat puasa dilakukan dengan makan cukup buah dan sayuran.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Pola Makan Sehat ketika Berpuasa

Pernahkah Anda menemui orang yang berpuasa Ramadan, tapi malah bertambah gemuk atau badan lemas seharian? Bisa jadi itu terjadi karena pola makan yang salah .

Saat berpuasa, apalagi puasa sebulan penuh pada bulan Ramadan, asupan makanan dan minuman ke dalam tubuh umumnya berkurang. Tak heran mereka yang menjalani puasa rata-rata akan mengalami penyusutan berat badan, kendati tidak terlalu signifikan. Itulah sebabnya, bagi yang tengah susah-payah menurunkan berat badan, bulan Ramadan menjadi momen tepat untuk mengatur dan memperbaiki pola makan. Inilah salah satu keistimewaan berpuasa.

Lantas, mengapa ada orang berpuasa yang justru terus menggemuk dari hari ke hari? Jika terjadi demikian, segera berkaca, kemungkinan ada kesalahan dalam jenis dan pola makan yang dijalani selama puasa. Meski puasa Ramadan sudah berjalan dua minggu, tidak ada salahnya mengubah dan memperbaikinya sekarang.

Saat berpuasa, pola dan waktu makan berubah. Kebiasaan pun umumnya ikut berubah. Kepala UGD RSIA Muhammadiyah Jakarta Selatan dr Ahmad Jalaludin mengungkapkan, pada bulan puasa biasanya muncul kebiasaan-kebiasaan baru. Misalnya produktivitas kerja menurun dengan alasan badan lemas karena kurang makan, kebiasaan makan sahur yang banyak, makan berlebihan saat berbuka, kurangnya konsumsi buah dan sayur, atau tidur seharian tanpa berolahraga. Tanpa disadari hal itu justru menyebabkan peningkatan berat badan dan kondisi tubuh menjadi kurang fit sehingga mengurangi manfaat puasa bagi kesehatan. "Makanya ada orang yang puasa, tapi kok malah tambah gemuk," ujarnya. Kendati tidak makan dan minum pada siang hari, Ahmad menegaskan bahwa asupan kalori, karbohidrat, dan zat gizi lainnya harus tetap sama seperti saat tidak berpuasa.

Mengingat aktivitas makan dan minum hanya bisa dilakukan pada malam dan dini hari, tentunya perlu pengaturan ulang pola makan dan minum. Nah, pengaturan ini dimulai saat sahur. Bagi yang belum terbiasa, mungkin berat rasanya memaksakan diri bangun tidur dan makan saat dini hari. Jangan malas dan anggap sepele karena makan sahur berperan penting sebagai sumber energi selama puasa seharian.

"Sahur dianjurkan pada akhir waktu. Di samping bergizi, makanan yang dikonsumsi hendaknya kaya serat, yakni sayur dan buah untuk kesehatan saluran pencernaan. Jangan terlalu banyak makan lemak saat sahur karena cenderung membuat badan lemas," kata dokter yang juga aktif sebagai edukator diabetes.

Pernyataan tersebut juga dikatakan spesialis gizi klinik dari Melinda Hospital Bandung, dr Johanes C MND SpGK.Ia mengungkapkan, jika langsung tidur segera setelah makan, terdapat risiko terjadinya muntah atau aliran balik makanan yang dapat masuk ke dalam paru-paru karena makanan masih berada dalam proses pengolahan di lambung.

Untuk itu, berilah jeda sebelum Anda memutuskan tidur kembali. "Soal berapa lama jedanya, tergantung jenis makanan yang dikonsumsi. Pengosongan lambung umumnya terjadi antara 1/2 - 2 jam. Makanan cair biasanya lebih cepat, sedangkan makanan berlemak lebih lama tinggal di lambung," kata Johanes.

Berlanjut saat berbuka, dianjurkan meneguk minuman manis dan hangat. Makan pun hendaknya dilakukan bertahap dan tidak terburu-buru. Berilah jeda sebelum mulai menyantap hidangan utama, misalnya dengan menunaikan ibadah salat magrib terlebih dulu. Bagi mereka yang berbadan gemuk, hindari berbuka puasa dengan makanan tinggi kolesterol dan kurangi makanan manis serta gorengan. Daging tanpa lemak, sayur, dan buah umumnya lebih dianjurkan.

Sebaliknya, bagi yang terlalu kurus, Ahmad menyarankan untuk menambah porsi minum susu dan menghindari makanan yang sulit dicerna seperti sayuran berserat kasar (daun singkong, daun pepaya).

"Bagi lansia (lanjut usia), saat berbuka tidak dianjurkan makan langsung banyak. Makanlah dalam porsi kecil tapi sering," tutur Ahmad.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Monday, September 15, 2008

Penderita Maag Tetap Dapat Berpuasa Ramadan

Ibadah puasa di bulan Ramadan merupakan sebuah hikmah yang memiliki makna terdalam bagi kesehatan tubuh. Dengan tiga mekanisme aktif, yaitu perlindungan, pencegahan, dan pengobatan. Puasa memberikan perlindungan terhadap organ tubuh dengan relaksasi organ pencernaan.

Pembatasan suplai makanan selama berpuasa pun mencegah penumpukan racun, kotoran, dan zat sampah. Pertanyaannya kini, apakah ibadah puasa dapat dilakukan bagi mereka yang mengidap penyakit maag?

Seperti diketahui, ibadah puasa dilakukan selama sebulan penuh. Saat itu seluruh umat muslim menahan lapar, dahaga, dan hawa nafsu. Nah, pasti akan terasa mengganggu bila penyakit maag datang pada moment tersebut.

Menanggapi hal itu, Guru Besar Ilmu Pangan dan Gizi IPB Bogor Prof Dr Ir Ali Khomsan Ms, menuturkan ibadah puasa seharusnya dapat membuat tubuh tiap orang menjadi lebih ringan. Bahkan, dengan berpuasa diharapkan setiap orang bisa menurunkan berat badannya, kurang lebih 2-3 kilogram.

Menurutnya, maag merupakan penyakit yang disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur, sehingga menimbulkan pergesekan dan asam lambung yang berlebihan. Berdasarkan sebuah penelitian maag dibedakan menjadi dua jenis, yaitu maag ringan dan maag berat.

"Untuk penderita maag berat tentunya lebih baik mereka tidak berpuasa dan harus lebih menjaga kesehatannya, sedangkan bagi mereka yang menderita penyakit maag dalam tahap ringan tidak masalah jika tetap menjalankan ibadah puasa," papar Prof Dr Ir Ali Khomsan Ms, saat dihubungi okezone melalui telepon genggamnya, beberapa waktu lalu.

Bila Anda penderita maag dapat membedakan jenis penyakit yang diderita termasuk kategori ringan atau berat, maka langkah yang harus ditempuh lainnya ialah mengatur pola makan. Umumnya penderita maag memang dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dalam porsi kecil tapi sesering mungkin.

"Agar penderita maag tetap bisa menjalankan ibadah puasa dan menjaga pola makan yang seimbang dengan waktu makan teratur, terutama pada saat makan sahur dan berbuka. Tetapi hal itu dilakukan dalam porsi sesuai kebutuhan orang yang bersangkutan," saran Prof Ali.

Tak sebatas itu saja, seorang penderita maag juga sebaiknya tidak mengonsumsi makanan yang mengandung kandungan asam tinggi atau terlalu pedas, agar tidak memicu rasa sakit yang berlebihan. Karena itu, menu-menu yang disajikan pun harus terdiri dari sayur dan buah-buahan.

Sementara itu, untuk menambah cadangan energi dan stamina tubuh, asupan vitamin diyakini dapat mewujudkannya. Namun, Prof Ali memiliki cara pandang berbeda.

"Untuk vitamin atau suplemen sebagai daya tahan tubuh sebenarnya tidak terlalu penting, fungsinya hanya sebagai pelengkap saja. Kebutuhan vitamin akan menjadi penting bagi orang-orang yang memiliki aktivitas tinggi saat bekerja," ungkapnya.

Selain menjaga asupan makanan yang seimbang, Prof Ali juga menyarankan untuk minum banyak air putih.

"Sebaiknya minum 1-2 gelas air putih di saat sahur. Karena air putih merupakan pilihan yang baik untuk menambah daya tahan tubuh," pungkasnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Sunday, September 14, 2008

Tetap Segar & Berstamina Saat Puasa

Ramadhan merupakan bulan yang penuh hikmah, menjadi bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Saat bulan Ramadan, umat muslim berlomba-lomba memperbanyak ibadah untuk mendapat pahala dan ridha Allah SWT.

Tak hanya detox psikis, berpuasa saat Ramadan diharapkan tak membatasi aktivitas beribadah maupun dalam keseharian. Pertanyaannya kini, bagaimana agar kita tetap berstamina selama menjalankan ibadah puasa?

Menurut dr Ahmad Jamaluddin dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, satu hal yang paling utama diperhatikan selama berpuasa ialah kebutuhan nutrisi tubuh tetap terpenuhi. Dengan demikian, aktivitas sehari-hari tetap dapat berjalan tanpa mengganggu ibadah Anda.

"Pengaturan makan dan minum yang tepat selama berpuasa harus dilakukan agar tubuh tidak lemas saat memasuki waktu siang hari. Sehingga, olahraga pun tetap dapat dilakukan selama berpuasa dengan memerhatikan waktu dan jenis olahraga yang dilakukan," ucap dr Ahmad Jamaluddin saat seminar kesehatan, beberapa waktu lalu.

Tak hanya dapat menjalani ibadah dan aktivitas sehari-hari, berpuasa pun dapat membuat seseorang yang menderita penyakit tertentu menjalaninya tanpa terbentur masalah kesehatan.

"Mereka dengan penyakit maag dan diabetes juga tetap dapat berpuasa. Tetapi tentu saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan, semisal makanan yang dihindari bagi penderita maag dan kondisi-kondisi yang membolehkan penderita diabetes menjalani ibadah puasa," paparnya.

Sedangkan khusus untuk ibu hamil dan menyusui, dr Ahmad mengungkapkan pandangannya.

"Bagi ibu hamil dengan kondisi kehamilan yang tidak bermasalah, tetap dapat menjalankan puasa. Sementara itu bagi ibu menyusui, tetap dianjurkan untuk tidak menjalani puasa agar dapat memberikan ASI maksimal bagi bayinya," ungkapnya.

Nah, untuk menambah cadangan energi dan stamina, asupan multivitamin dapat dikonsumsi saat menjelang Imsak. Mengenai hal itu, Fatimah Syarief AMG, STP, ahli nutrisi Sun Hope mengungkapkan keseimbangan gizi penting agar tubuh tetap sehat dan segar saat beribadah puasa. untuk itu, perlu memberikan asupan multivitamin yang tepat.

Adapun kandungan multivitamin yang lengkap dapat dipilih selama bulan Ramadan ini. Menurut Fatimah, tambahan suplementasi omega 3 dapat dijadikan alternatif, mengingat kualitas omega 3, EPA, dan DHA dapat digunakan sebagai produk terapetik yang dapat membantu penyembuhan penyakit kardiovaskular.

Masih menurut Fatimah, agar lebih merasakan manfaat susu, pilih susu yang memiliki kandungan protein aktif yang dapat mempertahankan dan memperbaiki kekebalan tubuh.

Sementara itu, bagi Anda penderita diabetes yang tetap ingin menjalani ibadah puasa, Insulin Growth Factor (IGF-1) yang terdapat dalam Power Mix akan membantu optimalitas dan stabilitas kadar gula dalam darah.

Jadi, tidak ada yang menghalangi Anda untuk tetap beraktivitas meski tengah berpuasa!


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Tuesday, September 9, 2008

Ramadan, Penderita Maag Dapat Berpuasa

Bagi penderita maag, puasa adalah tantangan berat. Tidak boleh makan dan minum, padahal mereka tak boleh telat makan dan minum. Kalau telat, perut mereka mulai perih dan mual. Tapi selama Ramadan ini, para penderita maag tetap bisa berpuasa.

Maag, dalam ilmu kedokteran, biasa disebut dengan dispepsi. Maag adalah rasa tidak nyaman di perut bagian atas yang dapat menimbulkan rasa sakit. Biasanya, sakit terasa pada ulu hati dan disertai dengan perut kembung, mudah kenyang, perih, bahkan sampai timbul rasa mual. Gangguan tersebut menyerang lambung akibat tidak terkontrolnya produksi asam lambung. Asam lambung naik sampai ke ulu hati sehingga ulu hati akan ikut terasa asam. Maag dapat menyerang setiap orang dan pada segala usia. Pada keadaan yang cukup parah, dispepsi dapat menimbulkan pendarahan pada lambung. Penderita akan muntah darah apabila pendarahan tersebut tidak dihentikan.

Menurut dr Putri Wahyuni SpD dari RS Tebet, penyakit maag terjadi karena dua hal. Pertama, karena adanya gangguan dispepsi fungsional. Di sini biasanya tidak ada kerusakan pada lapisan lambung. Kedua, karena adanya gangguan dispepsi organik. Dispepsi organik bisa berupa peradangan kerongkongan, tukak lambung, usus dua belas jari dan saluran pencernaan atas.

Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa pola makan tidak teratur dapat menimbulkan sakit maag. Awalnya, muncul rasa perih dan mual. Hal itu terjadi karena lambung sedang memproduksi asam lambung. Karena untuk mencerna makanan dalam jadwal yang teratur, lambung memproduksi asam. Bahkan pada saat tidur pun lambung tetap memproduksi asam meski tidak ada makanan yang harus dicerna," terang dr Putri Wahyuni.

Asam lambung sangat dibutuhkan untuk mencerna makanan. Asam lambung juga sangat dibutuhkan oleh tubuh, tentunya dalam jumlah yang seimbang. Tetapi jika asam lambung diproduksi secara berlebihan, justru menimbulkan penyakit. Dengan kata lain, jadwal makan yang tidak teratur dapat membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Bila hal itu terjadi secara terus menerus, asam yang berlebihan akan mengiritasi dinding mukosa lambung.

Selain dari pola makan yang kurang teratur, maag juga bisa disebabkan oleh stres. Sistem syaraf di otak berhubungan langsung dengan lambung. Dan stres dapat menyebabkan terjadinya perubahan hormonal dalam tubuh.

Bagi penderita maag, puasa mungkin merupakan suatu ancaman yang harus dihindari. Banyak dari mereka yang ragu untuk menjalankan ibadah puasa. Pada dasarnya, mereka yang mengalami gangguan dispepsi fungsional bisa menjalankan ibadah puasa, tapi dengan meminum obat yang dapat menekan asam lambung.

Lalu penderita dispepsia organik? Orang yang menderita dispepsia organik tetap bisa menjalankan ibadah puasa. Hanya saja, harus lebih dahulu diketahui dispepsia organik apa yang sedang dialaminya. Jika yang terkena hanya tukak lambung, penderita tetap bisa berpuasa. Tapi jika sudah muntah darah, sebaiknya jangan dipaksakan.

Pada awal berpuasa, orang yang tidak mempunyai penyakit maag merasa bahwa perutnya kembung, perih atau sedikit melilit. Keadaan seperti ini termasuk proses adaptasi bagi lambung terhadap perubahan pola makan. Biasanya, memasuki akhir minggu pertama gangguan ini akan hilang dengan sendirinya karena tubuh sudah bisa menyesuaikan diri.

Untuk mengatasi risiko yang lebih parah, hindari makanan dan minuman yang dapat merangsang asam lambung, seperti makanan pedas, asam, kopi, dan minuman beralkohol. Selama berpuasa, ikuti pola makan sesuai ketentuan, misalnya pada saat sahur, tidak terlalu kenyang, tapi harus mengandung cukup karbohidrat dan lauk pauk. Pada saat berbuka puasa, yang pertama kali masuk ke perut adalah makanan ringan atau cairan seperti teh manis panas atau sepotong kue. Baru setelah salat magrib makan nasi dengan lauk pauk secukupnya, disertai buah-buahan yang tidak asam.

Maag sebetulnya bisa disembuhkan, asal si penderita mau mengubah pola hidup dan rajin berkonsultasi dengan dokter. Penderita dispepsia fungsional dapat disembuhkan bila penderita menerapkan pola makan dan tidur yang teratur, tidak stres atau tidak berpikir keras dalam waktu yang panjang.

Sementara untuk meredakan rasa sakit, penderita dapat mengkonsumsi obat sakit maag yang mengandung antasida untuk menetralisir lambung.


Sumber: Genie

Monday, September 8, 2008

Ngabuburit dengan Berjalan Kaki, Cegah Diabetes

SELEPAS menyantap sahur atau sembari menunggu waktu berbuka puasa tiba (ngabuburit dalam bahasa Sunda), kegiatan apa yang biasanya dilakukan keluarga Anda? Mungkin berjalan kaki mengitari kompleks perumahan bisa menjadi alternatif. Selain murah, olahraga ini sangat menyehatkan.

Penelitian terbaru di Jepang yang dilakukan pada sejumlah 8.600 pekerja pria yang terbiasa berjalan kaki ke kantor membuktikan para pekerja tersebut memiliki kadar gula normal. Empat tahun kemudian, kesehatan mereka dievaluasi kembali. Hasilnya? Semakin banyak waktu tempuh yang dihabiskan untuk berjalan kaki, makin rendah risiko terkena diabetes tipe 2.

Seperti dilaporkan dalam jurnal kesehatan Diabetes Care, para peneliti dari Jepang mengatakan dengan berjalan kaki, tubuh lebih sensitif terhadap insulin, yakni hormon yang mengatur kadar gula dalam tubuh. Tak hanya itu, dengan berjalan kaki, stres pada bagian tubuh termasuk paha, lutut, dan pergelangan kaki akan berkurang. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa berjalan kaki mengurangi risiko osteoporosis (keropos tulang).

Jadi, jangan takut capek, berjalan kaki sambil menanti azan maghrib tiba justru baik untuk kesehatan. Selamat ngabuburit.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Saturday, September 6, 2008

Sehat Berpuasa Meski Diabetes

buka puasa bersama mulai berdatangan. Hidangan berbuka berderet-deret aneka macam yang sangat menggugah selera. Namun bagaimana bagi para penderita diabetes (kencing manis) dalam menghadapi puasa?

Berikut tipnya:
1. Harus disiplin dengan tidak mengonsumsi makanan yang manis-manis atau dalam jumlah terbatas.
2. Ukur kadar gula sebelum menjalani puasa agar kadar glukosa darah terkendali. (kadar glukosa darah dipertahankan kurang dari 110 mg/dl selama puasa dan 160 mg/dl setelah dua jam makan).
3. Penderita diabetes dengan komplikasi berat seperti gagal ginjal atau gagal jantung, sebaiknya tidak berpuasa karena dapat memperberat komplikasi.
4. Penderita yang mendapat suntikan insulin satu kali per hari dapat berpuasa, sedangkan pasien yang mendapatkan suntikan insulin dua kali sehari atau lebih dianjurkan untuk tidak berpuasa.
5. Perhatikan proses pengaturan jumlah kalori, jadwal minum obat, serta jenis-jenis makanan yang dikonsumsi secara benar dan tepat.
6. Sahurlah mendekati imsak, konsumsi makanan dalam jumlah normal seperti sarapan.
7. Buka puasa dengan secangkir teh hangat (gula satu sendok), hindari makanan bersantan dan gula.
8. Makan besar setelah shalat magrib, porsi dan jenis makanan bisa disamakan dengan jumlah makanan siang atau sedikit lebih banyak. Tapi jangan terlalu banyak karena akan mengganggu stabillitas kadar gula darah.
9. Dianjurkan makan makanan sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam tanpa kulit, susu skim, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
10. Obat-obatan diabetes yang biasanya diminum pagi hari, diubah menjadi waktu berbuka puasa. Sedangkan dosis sore dipindahkan pada waktu makan sahur.
11. Bagi yang gemar olahraga, saat yang tepat adalah sesuai salat tarawih. Jenis olahraga pun sebaiknya pilih yang ringan saja.
12. Sering-seringlah memantau kadar glukosa darah.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Friday, September 5, 2008

Sehat Berpuasa Bagi Penderita Maag

Bagi Anda penderita maag, tidak perlu khawatir kalau maag akan kambuh karena berpuasa. Terutama bagi penderita maag fungsional, berpuasa justru sangat dianjurkan. Puasa berarti mengistirahatkan saluran pencernaan (usus) beserta enzim dan hormon yang biasanya bekerja untuk mencerna makanan secara terus menerus selama kurang lebih 18 jam. Dengan berpuasa, organ vital ini dapat beristirahat selama 14 jam.

Untuk diketahui, ada dua jenis maag. Pertama, sakit maag fungsional yang apabila diteropong saluran cerna atas atau endoskopi, tidak didapati kelainan secara anatomis. Kedua, maag organik yaitu kelainan secara anatomi misal luka dalam pada lambung dan usus dua belas jari, polip pada kerongkongan, dan lambung, serta kanker pada organ pencernaan tersebut. Untuk maag organik, tetap bisa berpuasa jika sakit lambungnya diobati.

Bagaimana tip aman berpuasa bagi penderita maag?
1. Lakukan puasa secara bertahap. Misal, hari pertama setengah hari terlebih dahulu, dan baru kemudian sampai sehari penuh.
2. Hindari beberapa sumber karbohidrat yang mengandung gas seperti beras ketan, mie, bihun, bulgur, jagung, ubi, dan singkong.
3. Kurangi cemilan yang mengganggu percernaan saat berbuka ataupun sahur. Seperti yang terlalu asam maupun terlalu pedas.
4. Hindari makanan yang mengandung gas, seperti nangka, pisang, kol, sawi, dan sebagainya.
5. Hindari makanan yang memperlambat pengosongan lambung atau meningkatkan asam lambung seperti kopi, cokelat, keju, minuman bersoda, dan alkohol.
6. Hindari makanan yang melemahkan klep kerongkongan bawah yang membuat naiknya cairan lambung ke kerongkongan, contoh makanan tinggi lemak ataupun gorengan.
7. Berbukalah dengan makanan yang mudah dicerna terutama berasal dari jenis karbohidrat dengan jumlah secukupnya.
8. Bila perlu, minum obat maag sebelum sahur.


(Realita/Genie/tty)

Tuesday, September 2, 2008

Stop Sakit Kepala di Bulan Ramadan

Sakit kepala memang tak pernah pilih kasih menimpa siapa saja. Bahkan, di bulan Ramadan pun banyak orang juga mengalami sakit kepala.

Menurut Dr Shelven dari Health24, sakit kepala bisa saja muncul karena dilatarbelakangi berbagai faktor, di antaranya terlalu banyak kandungan kafein di dalam tubuh seseorang, mengalami stres, dan memiliki kadar gula darah yang rendah.

Baru-baru ini dia melakukan penelitian untuk mencari solusi tepat mengatasi masalah ini dengan sasaran penelitian para pasiennya. Shevel mengungkapkan, "Ramadan merupakan bulan penuh rahmat bagi para umat muslim di seluruh dunia. Momen ini digunakan mereka untuk mendekatkan diri kepada Sang Maha Pencipta dan akan sangat menggangu jika sakit kepala datang menyerang umat muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa."

Dari hasil penelitian yang dia lakukan diperoleh tiga tip khusus untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit kepala, yaitu dengan mengurangi konsumsi kopi yang memang terbukti banyak mengandung kafein, menjaga pola makan yang sehat, dan refreshing untuk menghilangkan stres.

"Anda sebaiknya meluangkan sedikit waktu untuk rekreasi bersama keluarga. Selain menyegarkan pikiran, Anda juga mendapatkan kebahagiaan bersama keluarga," saran Dr Shevel yang mengaku istirahat juga menjadi resep manjur menghilangkan sakit kepala.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com