Untuk memudahkan menemukan artikel yang anda cari, silahkan gunakan Search Box berikut:

Thursday, August 26, 2010

Ingin Bugar? Perhatikan Menu Buka Puasa Anda!

Mendapatkan tubuh bugar dan sehat saat Ramadan bukan perkara sulit untuk Anda raih. Mengonsumsi jenis makanan yang bergizi dan diolah secara tepat bisa menjadi solusi utama.

Dengan berpuasa, organ tubuh diberi kesempatan beristirahat. Pada saat organ beristirahat, sel dan jaringan tubuh melakukan regenerasi sehingga sel tubuh terus mengalami pembaharuan. Sel dalam jaringan tubuh yang terus mengalami pembaharuan menjadikan tubuh selalu segar dan bugar. Namun, perubahan jadwal makan yang tiba-tiba membuat proses metabolisme tubuh juga berubah, sehingga perlu penyesuaian dengan cara yang tepat. Salah satunya memerhatikan menu buka puasa Anda.

“Untuk buka puasa, konsumsilah protein lebih dari 5 persen. Sisanya untuk vitamin dan mineral dari sayur dan buah, baru karbohidrat. Protein itu zat yang membuat badan kita kuat. Ikan dan ayam 200 gram bisa lebih tahan lebih lama dibandingkan makan nasi banyak. Perbandingan protein dengan sayur 1:1, tapi balik lagi dengan syarat tubuh yang bisa dia terima. Tapi bagusnya seperti itu. Tinggi protein, tinggi serat, kalorinya kalau mau tinggi digenjot dari buah dan sayur,” tutur Yeni Ismayani, seorang sarjana tata boga yang kini aktif menjalankan profesinya sebagai professional food stylish saat berbincang dengan okezone di acara “ABC Dapur Peduli” di Ruang Mesjid Lama, Mesjid Al-Bina, Gelanggang Bung Karno Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

Untuk menu makan malam saat Ramadan, Yeni menyarankan Anda mengolahnya lewat cara yang tepat. Apa pasal?

"Ayam yang digoreng 2 kali, proteinnya sudah rusak. Kalau misalnya lebih aman, ayam diberi bumbu jadi satu. Tapi gorengnya beda, saat sahur dan buka. Persiapan jadi satu, tapi pengolahannya tetap harus dipisah. Sebaiknya kita makan sedikit, tapi berkualitas,” jelas Yeni.

Tak cukup dengan protein saja untuk menemani asupan menu karbohidrat Anda. Vitamin dan mineral dari sayuran pun harus ada dalam santap malam Anda.

“Sayur rebus, kalau bisa dicampur dengan yang mentah-selada dan timun-dicampur dengan yang matang, seperti labu siam, masih boleh. Sawi, pokcai boleh direbus atau dikonsumsi mentah. Tapi balik lagi jangan langsung banyak. Badan butuh penyesuaian,” tukasnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Tips Berpuasa Tanpa Bau Mulut

Saat menjalani ibadah ini kesegaran mulut menjadi amat berkurang. Akibatnya, kita sering dilanda rasa tidak percaya diri. Kenali penyebab menurunnya kesegaran mulut saat berpuasa.

Masalah bau mulut yang tidak sedap kerap melanda orang yang tengah berpuasa. Alhasil, krisis percaya diri pun mulai muncul dan membuat orang malah puasa bicara. Meski bau mulut orang berpuasa diumpamakan bagaikan harumnya bunga kasturi di surga kelak, namun jangan sampai kita menzalimi orang lain saat berbicara dengan bau tak sedap dari mulut.

Sebenarnya, pada saat berpuasa seseorang akan mengalami penurunan produksi air liur sehingga mengalami kekeringan mulut atau biasa disebut xerostomia. Penurunan produksi air liur ini menyebabkan pasokan oksigen ke dalam mulut menjadi berkurang sehingga bakteri anaerob berkembang biak dan sekaligus memecahkan asam amino di dalam air ludah. Hal ini menyebabkan terlepasnya zat sulfur yang mengakibatkan menurunnya kesegaran mulut. Karena bakteri dalam mulut menjadi lebih banyak, maka muncullah problem bau mulut.

Sebenarnya halitosis atau bau mulut, penyebabnya 80 persen berasal dari rongga mulut dan 20 persen karena masalah pencernaan. Bagi umat muslim yang menunaikan ibadah puasa, bau mulut yang menyengat sering dianggap sebagai masalah. Padahal, dengan berpuasa justru akan memberikan kesempatan pada organ pencernaan untuk beristirahat sehingga organ tubuh tersebut bisa dibersihkan dan membentuk zat baru yang dibutuhkan.

Tidak hanya itu, proses pembersihan dan pelepasan racun dari usus, ginjal, kandung kemih, paruparu, serta kulit, juga meningkat saat menjalankan ibadah puasa. Jadi, jangan heran jika setelah berpuasa selama sebulan penuh tubuh terasa fit dan bugar.

Selain karena disebabkan kekurangan cairan, secara umum bau mulut juga bisa timbul karena berbagai sebab. Sebut saja dengan mengonsumsi makanan yang dapat mengundang bau mulut, misalnya buah durian, ikan, daging, jengkol, atau berbagai jenis produk susu. Nah, keadaan mulut yang kering selain disebabkan oleh berkurangnya saliva, juga lantaran penggunaan deterjen dalam pasta gigi. Deterjen merupakan zat pembentukan busa yang dapat merusak kualitas air liur.

Untuk mengatasi masalah bau mulut ini, pakar kesehatan dari Universitas Indonesia, Ari Fahrial, menyarankan orang yang berpuasa agar lebih banyak mengonsumsi makanan dalam bentuk cair, seperti dalam bentuk sup atau sayur-sayuran berkuah. “Dianjurkan juga minum jus pada saat berbuka,” ujar Ari.

Selain itu, Ari juga menyarankan untuk mengonsumsi buah, seperti jeruk, pada saat sahur. Cara lainnya adalah menghindari makanan yang dapat menimbulkan bau tidak sedap. “Umpamanya petai dan jengkol,” kata Ari. Menggosok gigi setelah berbuka dan sehabis sahur pun harus dilakukan secara rutin.

Kendati demikian, perlu diketahui pula bahwa masalah bau mulut bukan semata disebabkan kondisi mulut yang kering. Kesehatan gigi pun tak pelak turut berperan besar dalam masalah bau mulut ini. Hal ini seperti dikatakan oleh DR Sony Swasonoprijo drg Sport. Menurut Sony, gigi berlubang dan infeksi gusi juga dapat menjadi penyebab timbulnya bau mulut. Sebab, gigi berlubang menjadi tempat favorit bersarangnya bakteri pada sisa-sisa makanan yang mengendap.

Gigi yang tidak terawat akan membentuk abses (pengumpulan nanah) dan bakteri yang ada di dalamnya akan memetabolismekan jaringan-jaringan mati sehingga menimbulkan bau.

“Penyakit diabetes ataupun kelainan dalam pencernaan juga bisa mengakibatkan bau mulut,” tutur Sony yang membuka praktik di Griya DR Sony yang berlokasi di kawasan Ampera, Jakarta Selatan.

Bau mulut juga bisa muncul ketika seorang mengalami kesulitan buang air besar, termasuk kondisi lidah yang kotor karena jarang dibersihkan berpotensi menumpuk bakteri yang menimbulkan bau mulut. Karenanya, Sony menyarankan orang yang berpuasa untuk memperbanyak mengonsumsi jenis makanan berserat. Karena makanan berserat akan memberi gerak pada rongga mulut sehingga gigi akan banyak mengunyah dan itu bisa mengurangi timbulnya bau mulut.

Sebaiknya hindari pula makanan yang dapat memicu bau mulut seperti cokelat. Cokelat termasuk makanan yang bersifat diuratic (merangsang pengeluaran urine). Akibatnya, mulut akan cepat mengalami kekeringan sehingga timbul bau tidak sedap di mulut. Tak kalah pentingnya adalah rutin memeriksakan kesehatan gigi di dokter gigi setiap enam bulan sekali.


“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan sampai datang ke dokter gigi dengan keadaan gigi yang sudah rusak dan ini tentu membutuhkan biaya yang lebih banyak untuk mengobatinya. Intinya, jangan malas ke dokter gigi,” kata Sony mengakhiri pembicaraan.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Tuesday, August 24, 2010

Kontrol Kolesterol Selama Berpuasa

Menyantap menu makanan manis dan tinggi lemak plus kurangnya aktivitas fisik di bulan puasa, bisa memicu tingginya kadar kolesterol. Nah, bagaimana mengatasinya?

Banyak kebiasaan makan yang salah yang terjadi saat bulan Ramadan tiba. Mengonsumsi makanan berlebihan misalnya, kebiasaan ini menjadi salah satu kebiasaan dari beberapa orang saat berbuka puasa atau saat makan sahur. Umumnya, orang memakan makanan secara berlebihan karena sebagian dari mereka merasa takut jika siang hari kelaparan, apabila tidak menyimpan cadangan makanan yang banyak. Kebiasaan tersebut juga semakin diperburuk dengan kebiasaan tidur setelah makan sahur yang semakin menumpuk cadangan lemak tubuh.

Dikatakan spesialis penyakit saraf serta Ketua Bidang Humas dan Penyuluhan Yayasan Stroke Indonesia Dr H Sutarto Prodjo Disastro SpS, bahwa apabila pola makan yang salah terus dilakukan, maka tidak dapat dipungkiri kesehatan tubuh pun akan terganggu, seperti stroke yang disebabkan kolesterol. ”Untuk menghindari penyakit serius seperti stroke, mengontrol kolesterol serta menjalani hidup yang lebih sehat, baik selama Ramadan dan Hari Raya, maupun setelah itu sangatlah dianjurkan,” tandasnya.

Dikatakan Marketing Communications Senior Manager PT Pfizer Indonesia Andriani Ganeswari, bahwa sudah menjadi kebiasaan setiap Ramadan serta saat Idul Fitri, kita memiliki kecenderungan mengonsumsi makanan dan minuman yang manis dan bersantan.
Selain itu, kita pun cenderung untuk mengurangi aktivitas olah tubuh dengan alasan untuk menyimpan tenaga agar kuat menjalani tugas sehari-hari.

”Tanpa kita sadari perubahan gaya hidup selama Ramadan dan Idul Fitri ini dapat menimbulkan risiko kolesterol tinggi,” ucapnya. Untuk itu, bagi para penderita kolesterol, sangat disarankan untuk mengontrol pola makan selama Ramadan dan saat Idul Fitri nanti, serta tidak lupa untuk berolahraga ringan.

Bisa dikatakan, peningkatan jumlah penderita stroke di Indonesia identik dengan kolesterol yang diakibatkan pola hidup yang tidak sehat. Menurut Yayasan Stroke Indonesia, saat ini ada kecenderungan meningkatnya jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih dalam usia produktif.Hal ini akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktivitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial-ekonomi keluarga.

Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang 80% dihasilkan dalam tubuh, yaitu oleh organ hati dan sisanya dari luar tubuh lewat asupan makanan. Kolesterol memiliki beragam fungsi bagi tubuh, antara lain sumber energi, pembentukan dinding sel, dan pembentukan hormon.
Selain itu, kolesterol membawa dampak baik untuk kesehatan apabila kadarnya dalam darah masih dalam keadaan normal. Namun apabila kolesterol yang berada dalam darah kadarnya melebihi batas normal, justru akan memberi dampak negatif dan membahayakan kesehatan.

Di negara-negara maju dengan konsumsi kolesterol yang tinggi, seperti Amerika Serikat, penyakit jantung merupakan salah satu penyebab utama kematian. Penelitian yang dilakukan American Heart Association (AHA) menyatakan bahwa lebih dari 100 juta orang di negara tersebut memiliki kadar kolesterol di atas rata-rata dan 40 juta di antaranya berkadar kolesterol yang sangat tinggi. Kondisi ini menyebabkan angka kematian akibat penyakit jantung dan stroke mencapai 500.000 orang setiap tahunnya.

Sementara data yang dikeluarkan WHO pada 2002, menyebutkan bahwa hiperkolesterolemia menyebabkan 4,4 juta kematian di dunia. Sebagian besar dari orang yang memiliki sifat hiperkolesterolemia adalah mereka yang mempunyai rata-rata kadar kolesterol cukup tinggi antara 200–250 mg%. International Stroke Conference (konferensi stroke internasional), suatu konferensi yang diadakan di Wina, Austria pada 2008 menyatakan bahwa jumlah pengidap stroke di kawasan Asia terus meningkat. Stroke yang juga merupakan penyebab kematian ketiga terbesar di Indonesia saat ini, cenderung mengancam usia-usia produktif di bawah 45 tahun.

Dikatakan spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dr Arieska Ann Soenarta SpJP (K), bahwa tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat mengganggu kesehatan, salah satunya adalah meningkatkan risiko serangan jantung koroner. Di beberapa negara maju, prevalensi penyakit jantung koroner sebenarnya sudah mulai menunjukkan penurunan beberapa tahun terakhir ini, tetapi tidak demikian dengan negara berkembang. Pola hidup yang tidak sehat merupakan faktor utama penyebab meningkatnya kasus penyakit jantung koroner yang diakibatkan tingginya kadar kolesterol dalam darah. ”Karena itulah, sangat penting bagi masyarakat untuk mulai menyikapi kolesterol dengan bijak sejak dini dan mengubah gaya hidup ke arah yang lebih sehat,” tuturnya dalam acara temu media bertema ”Kontrol Hidup Kontrol Kolesterol” yang diadakan PT Pfizer Indonesia beberapa waktu lalu.

Perlunya Cek Kolesterol Rutin

Banyak cara untuk mengontrol kolesterol. Bagi yang belum memiliki sifat hiperkolesterolemia, risiko gangguan ini dapat dikontrol dengan secara berkesinambungan mengontrol gaya hidup mereka melalui pola makan dan olahraga. Untuk mendeteksi risiko kolesterol yang mungkin dihadapi, masyarakat juga harus secara rutin melakukan cek kolesterol setidaknya enam bulan sekali.

”Deteksi rutin ini dapat membantu masyarakat untuk lebih cepat bertindak dalam mengantisipasi gangguan kolesterol apabila tingkat risiko mereka sudah dinyatakan tinggi,” paparnya.

Bertindak dengan cepat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat yang ada di dalam tubuhnya, adalah satu tindakan yang harus dilakukan bagi seseorang yang telah terdeteksi memiliki risiko gangguan kolesterol tinggi. Konsumsi obat-obatan secara teratur dan mengubah gaya hidup, dapat dilakukan untuk menurunkan kadar kolesterol.

”Kadar kolesterol juga harus diperiksa secara rutin di laboratorium dan dikonsultasikan dengan dokter,” jelas Arieska. Sejak 2005, Pfizer telah mengenalkan konsep 3 Ring Peduli Kolesterol yang bertujuan untuk membantu masyarakat dalam mengontrol gaya hidupnya agar terbebas dari gangguan kolesterol.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Sunday, August 22, 2010

Perhatikan Asupan Gizi Anda Selama Ramadan

Normalnya, makanan dan minuman yang kita konsumsi menjadi bekal energi selama kurang lebih 5-7 jam. Tapi selama Ramadan ini, makan dan minum yang kita konsumsi pada saat sahur menjadi bekal energi selama 14 jam.
Perubahan pola makan itu jelas berpengaruh terhadap daya tahan tubuh. Untuk menyiasatinya, Anda harus mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gizi. Makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. “Semuanya harus lengkap seperti pada saat kita berpuasa,” jelas dr Diana F Suganda.

Pada sahur dan berbuka puasa, jangan terlalu banyak makan. “Kalau sahur, bagusnya tetap ada karbohidratnya yang lebih berserat kayak nasi merah atau bubur gandum. Seratnya tinggi. Jadi, dilepasnya perlahan-lahan, sehingga kita tidak mudah lapar,” sambung dokter yang berpraktik di SlimGourment by European Slimming Centre, Jalan Iskandarsyah Raya No. 97, Jakarta Selatan ini.

Selain makanan berserat tinggi, Anda juga harus mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi seperti ayam, daging, dan ikan. Tapi jangan digoreng. Lebih baik yang dikukus atau ditumis. Hindarilah makanan yang manis pada saat sahur karena dapat membuat tubuh cepat lapar. “Dan minum air putih yang banyak untuk mencegah dehidrasi seharian. Usahakan sahur jangan terlalu jauh dari waktu imsak,” imbuhnya.

Pada saat berbuka puasa, sebaiknya Anda tidak langsung makan dahulu dengan makanan yang ringan dan manis. Tapi jangan yang dingin, yang bersoda, yang asam dan bergas.

“Seharian perut kita kosong. Kadar gula merosot jauh. Dan kita butuh yang manis yang cepat diserap, yaitu karbohidrat yang simpel. Kayak manis dari gula, teh manis, kurma. Kalau bisa, anget, kolak, candil dengan porsinya dikit aja,” terangnya.

Setelah salat magrib baru Anda bisa makan makanan yang berat seperti nasi dan lauk pauk yang tepat. Di sini makanan yang harus Anda makan adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. “Kurangi yang asam kayak pempek, sambal terlalu pedas, minyak, dan santan. Jangan yang merangsang lambung. Kita cari yang safe karena kalau tidak beban lambung jadi dua kali lebih banyak. Lambung lebih berat kerjanya. Tetep banyak minum air putih,” katanya.

Yang harus dihindari selama Ramadhan ini adalah makanan, buah-buahan, dan minuman yang mengandung gas dan beralkohol. “Semua buah gak masalah. Cuma kita cegah buah yang bergas dan alkohol kayak durian, tape singkong atau tape ketan,” imbuhnya.

Selain memperhatikan pola makan, Anda juga tetap harus berolahraga. “Apalagi kalau sebelumnya dia udah rajin berolahraga. Yang penting, jangan terlalu berat. Kayak jogging, treadmill, bersepeda, berenang. Gak masalah. Kalau buka, kira-kira 1 jam. Abis itu, siap-siap untuk buka,” katanya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Saturday, August 21, 2010

Manfaat Buah Kurma di Bulan Puasa

Kurma masuk sebagai salah satu bagian dari keluarga kelapa dan pinang yang dipercaya sudah dikembangkan sejak berabad-abad lalu. Proses pematangan kurma terdiri dari empat tingkat yang dalam bahasa Arab dikenal sebagai kimri (buah mentah), khalal (buah muda, dengan tekstur renyah dan segar), rutab (buah matang dengan tekstur lunak), dan tamr (buah matang yang dikeringkan dengan bantuan matahari).

Manfaat Buah Kurma di Bulan Puasa 
Kurma yang kita jumpai di Indonesia kebanyakan adalah kurma yang sudah berada dalam tingkat rutab dan tamr, dengan tekstur yang kering di bagian luar dan masih agak basah di bagian dalam. Selain dimakan sebagai buah, ternyata kurma dapat diolah menjadi beberapa jenis makanan seperti dalam masakan Tajines dari Maroko atau Ka’ak, semacam kue tradisional Arab. Kurma juga dibuat menjadi semacam selai yang disebut Ajwa. Bisa juga dibuat semacam madu untuk dicelup yang disebut sebagai Dib di Libia. Ada juga semacam sirup dari buah kurma yang dikenal dengan nama Jallab.

Selain untuk bahan makanan, kurma juga dapat diolah sebagai bahan pengobatan. Karena kandungan tanin yang tinggi, kurma dapat membantu proses pembersihan dalam jalur pencernaan. Dalam bentuk sirup, kurma akan sangat membantu untuk meredakan radang tenggorokan, flu bahkan meredakan demam dan beberapa keluhan lain. Penduduk Timur Tengah juga percaya bahwa kurma akan membantu melawan mabuk alkohol.

Dalam Hadist disebutkan, sebaiknya kita berbuka dengan tiga butir kurma. Hasilnya? Rasa kenyang yang lain dari biasanya dan juga bahkan rasa haus akan tertunda. Mengapa? Kandungan gizi kurma yang luar biasa yang terdiri dari karbohidrat dalam bentuk gula, mineral, serat dan vitamin yang dikandung oleh kurma akan memenuhi kebutuhan gizi kita dalam waktu yang relatif singkat setelah disantap. Apalagi untuk tubuh dan kondisi fisik yang mulai menurun sehabis puasa. Asupan gizi kurma akan sangat membantu!

Selanjutnya, Anda perlu mengetahui apa saja kandungan kurma yang bermanfaat bagi tubuh.

Satu butir kurma kaya akan energi dalam bentuk hidrat arang (6,1 g), serat, potasium (54,3 mg), dan cukup zat besi.

Satu dua butir kurma sudah cukup mengganti energi yang berkurang saat puasa. Berdasarkan Data Primer Penelitian Puasa dan Kesehatan 1994 (Puasa dan Kesehatan, Dr dr H Wahjoetomo), perubahan kadar gula darah sebelum dan saat berpuasa relatif kecil (tidak bermakna).

Potasium bermanfaat mengatasi kelelahan otot, juga menurunkan tekanan darah tinggi dan risiko stroke. Seratnya baik untuk mengatasi sembelit. Tekstur serat pada kurma cukup halus, aman untuk lambung sensitif atau radang usus.

Kombinasi zat besi dan hidrat arang baik bagi penderita anemia dan lesu kronis.rotene), nicotinamide, asam pantotenat dan vitamin B6. Lengkap bukan? Para peneliti di University of Scranton menambahkan, kurma juga memiliki konsentrasi polyphenol tertinggi dibanding buah-buahan kering lainnya. Sebagai antioksidan, polyphenol berperan bagi kekebalan tubuh terhadap infeksi dan serangan penyakit.

Pendek kata, kurma akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi tubuh kita, apalagi pada saat berpuasa. Pada saat berbuka, kandungan gula sederhana berupa fruktosa dan glukosanya akan dapat segera diubah tubuh menjadi energi untuk melanjutkan kegiatan shalat tarawih dan kegiatan lain sebelum makan. Kandungan zat besi yang ada di dalam kurma juga akan membuat tubuh kita cepat “melupakan” rasa lelah yang menyerang.

Ketiduran sampai tidak sempat memasak makanan sahur? Atau waktu yang ada sangat sempit untuk sahur? Solusi tercepatnya adalah dengan makan kurma! Kandungan gizi yang lengkap serta kalori yang cukup akan membantu kita selama berpuasa!


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Thursday, August 19, 2010

Dampak puasa terhadap janin

KHAWATIR akan kesehatan janin yang dikandungnya menjadi pertimbangan para ibu hamil saat menjalani ibadah puasa. Sebenarnya, apakah dampak puasa terhadap janin?

Janin yang ada dalam kandungan, pada umumnya menjadi kekhawatiran bagi para ibu yang tengah hamil untuk menjalani rukun Islam yang keempat. Ada ketakutan tersendiri bagi mereka selama berpuasa kebutuhan si jabang bayi tidak akan terpenuhi. Alhasil, perkembangan janin pun akan terganggu. Seperti dikatakan Amalia, ibu rumah tangga yang kini sedang mengandung tiga bulan anak pertamanya.

”Sebenarnya sih enggak ada keluhan berarti, tapi saya takut bayi saya kesehatannya terganggu kalau saya puasa. Apalagi saya masih hamil muda, kata orang masih sangat rentan. Bayi usia segitu kan masih amat membutuhkan banyak asupan gizi,” ungkap Amalia.

Berbeda dengan Maryani yang juga sedang hamil usia yang sama. Dia justru memilih berpuasa lantaran meyakini aman dan malah menyehatkan tubuh. ”Tapi, mungkin namanya ibu hamil rasanya sudah beda. Saya sekitar pukul 11.00 saja sudah terasa perut keroncongan. Ya namanya juga dua orang, tapi saya enjoy saja dan alhamdulillah belum bolong puasanya,” kata wanita yang akrab disapa Ani ini.

Lantas apakah berpuasa aman bagi ibu hamil dan tidak mengganggu kondisi janin? Sejatinya, puasa tidak berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Karena amannya berpuasa ini, bahkan perempuan yang sedang hamil sekalipun tetap diperbolehkan menjalankan ibadah yang satu ini.

”Puasa tidak memengaruhi kondisi janin yang berada di dalam kandungan, justru yang terpengaruh adalah kondisi ibunya sendiri apakah ia sehat selama menjalankan ibadah puasa atau tidak,” tutur Dr Laila Nuranna SpOG dari Bagian Obstetri dan Ginekologi RSCM. Hal ini karena bayi yang ada dalam kandungan tidak terpengaruh secara langsung berkaitan dengan kegiatan pola makan yang dilakukan sang ibu. Bayi yang berada dalam kandungan mendapat asupan makanan dari plasenta atau ariari lewat aliran darah dan langsung menyebar ke seluruh tubuh. Sebelumnya dengan dipompa terlebih dahulu lewat jantung, kemudian barulah disalurkan.

Dilanjutkan Laila, berpuasa bagi ibu hamil banyak maknanya, bukan saja sekadar menggugurkan kewajibannya sebagai seorang muslim. Lebih dari itu, puasa adalah sebagai sebuah media pelatihan bagi sang janin selama dalam kandungan. ”Dari sejak dalam kandungan sudah kita ajarkan berpuasa, tentunya kita berharap agar kelak ia menjadi anak yang saleh dan berbakti kepada orang tua. Disadari atau tidak, ini ada kaitannya,” kata Laila.

Menurut Laila, saat usia kehamilan berkisar antara empat sampai tujuh bulan, puasa tidak akan berpengaruh apa-apa. Pada masa itu biasanya kondisi kesehatan sang ibu sudah dalam taraf penyesuaian. Akan lain keadaannya apabila kondisi kehamilan ibu masih dalam taraf relatif muda. Pada masa ini biasanya ibu hamil sering merasa mual-mual dan terkadang berlanjut dengan muntah. Jika ibu hamil merasakan keadaan ini, Laila pun menyarankan untuk menghentikan dahulu kegiatan berpuasa. Yang penting, Lila menyebutkan, ibu hamil tidak memaksakan diri untuk berpuasa.

Di samping keluhan mual dan muntah, ibu hamil juga sebaiknya memutuskan puasanya apabila mengalami keluhan lain. Sebut saja mempunyai tekanan darah tinggi, kencing manis, ataupun gangguan pencernaan. Ibu hamil pun harus mengenali isyarat tubuh. Bila merasa sangat lelah, pusing, gemetaran, mual, dan demam yang merupakan gejala berkurangnya kadar gula dalam darah (hipoglikemia), maka boleh saja membatalkan puasanya.

Menjalankan ibadah puasa bagi ibu hamil juga dibenarkan oleh dr Noroyono Wibowo yang juga dari RSCM. ”Bolehkah ibu hamil berpuasa, coba kita tanya lagi pada diri sendiri. Puasa itu siapa yang menyuruh? Tuhan. Disuruh kepada siapa? Orang beriman. Ya sudah terjawab kan. Masa Tuhan mau mencelakai umat-Nya yang tunduk pada perintah-Nya,” kata pria yang sering disapa Bowo ini.

Puasa, menurut Bowo, sematamata hanyalah memindahkan waktu makan. Dari siang ke malam. Namun, selama berpuasa asupan gizi dan kalori tetap dibuat sama dengan saat tidak berpuasa, yaitu gizi seimbang dengan komposisi 50 persen karbohidrat, 30 persen protein, dan 10-20 persen lemak. Hanya waktunya yang dipindah, semua asupan dipenuhi pada saat sahur, berbuka puasa, dan waktu antara berbuka dan sahur.

”Selama hamil, asupan kalori sangat diperlukan sebagai nutrisi untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi dalam kandungan. Jadi, bagi ibu hamil, sebaiknya lebih memperhatikan asupan makanan yang dimakan saat sahur, berbuka puasa dan waktu antara berbuka hingga sahur,” tuturnya.

Berpuasa bagi ibu hamil bukan hanya dapat dikerjakan bagi wanita hamil muda. Mereka yang tengah hamil tua pun dapat ikut menikmati keindahan berpuasa. Namun, perlu diketahui bahwa pada usia kehamilan lebih dari tujuh bulan biasanya janin memerlukan asupan makanan lebih banyak. Inilah yang menyebabkan si ibu terlihat sering lemas.

”Cara menyiasatinya di antaranya perbanyak minum, baik sewaktu sahur dan berbuka puasa untuk menambah cairan dalam tubuh,” kata Bowo.

Menyangkut konsumsi cairan selama puasa itu, pada dasarnya puasa bagi ibu hamil sama dengan ibu menyusui. Sang ibu harus pandai-pandai memperbanyak cairan dalam tubuh ketika berbuka puasa atau sahur.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Wednesday, August 18, 2010

Lancarkan Puasa dengan Olahraga

Siapa bilang berolahraga tidak dapat dilakukan saat menjalankan puasa. Dengan teknik yang tepat, olahraga justru bisa memperlancar puasa. Olahraga apa yang tepat dilakukan saat puasa?

Badan lemas dan tidak bertenaga biasa terjadi pada bulan puasa. Belum lagi rasa kantuk yang terus menggelayut, tak jarang membuat orang enggan beraktivitas terlalu berat saat menjalankan puasa. Biasanya olahraga adalah aktivitas yang dihindari saat puasa. Alasannya selain menguras fisik, mereka juga takut olahraga akan membuat tubuh haus dan lemas.

Padahal justru sebaliknya, berolahraga saat berpuasa justru bisa membangkitkan semangat dalam menjalankan ibadah puasa. Dikatakan spesialis kedokteran olahraga dari Universitas Indonesia, dr Grace Tumbelaka SpKO, bahwa agar puasa tetap berjalan dengan lancar maka jangan pernah untuk memperhatikan dan menjaga kebugaran fisik. Nah, saat puasa sudah pasti jadwal makan pun berubah, misalnya dari tiga kali sehari menjadi dua kali, yaitu saat berbuka dan sahur.

“Otomatis perubahan juga berdampak pada tubuh kita yang melakukan puasa,” tutur Grace dalam acara buka bersama yang diadakan Alchemmy Communication di Roemah Matraman, belum lama ini.

Grace menuturkan agar perubahan tidak berdampak negatif pada tubuh maka lakukan olahraga agar tubuh tetap terjaga kesehatannya. Namun, tidak semua olahraga aman dilakukan saat puasa.

Sebaiknya pilih jenis olahraga yang tepat dan waktu yang tepat, serta lamanya berolahraga. “Olahraga sangat dianjurkan saat berpuasa, terutama untuk mereka yang suka olahraga,” ucap dokter yang berpraktik sebagai konsultan Medis di Pertamina Pusat ini.

Pada hari pertama bulan puasa misalnya, sebaiknya pilih jenis olahraga yang tidak membutuhkan aktivitas fisik yang berat. Sebagai gantinya, lakukan olahraga dengan porsi latihan atau aktivitas yang dimulai dari porsi yang ringan, dan sedikit demi sedikit atau dengan melakukannya secara bertahap. Selain itu, pilih jenis latihan yang tidak banyak melakukan loncatan. Mungkin olahraga yang bersifat aerobik seperti jogging atau treadmill bisa Anda pilih.

“Intensitasnya adalah 60–80 dari maksimal yang biasa Anda lakukan saat berolahraga,” paparnya.

Sebaiknya jangan melakukan latihan beban, karena banyak menghabiskan energi.
Jangan memilih waktu berolahraga pagi atau siang hari. Kecuali hanya melakukan peregangan, di mana peregangan bisa dilakukan sehabis sahur atau kapan saja, karena olahraga ini bersifat ringan. Untuk olahraga yang cukup berat, lakukan sore hari menjelang berbuka. “Lakukan olahraga sekitar satu atau setengah jam sebelum berbuka,” saran dokter lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia ini.

Apa pun olahraganya, maka lakukan semampunya, karena yang bisa menilai sejauh mana Anda kuat berolahraga adalah diri sendiri. Jika memang tidak kuat dari yang disarankan, jangan dipaksakan. Atau bisa juga dipantau dengan suatu alat khusus untuk berolahraga, jika sudah melampaui maka segera kurangi kadar berolahraga anda. Peregangan bisa juga dilakukan saat rasa kantuk menyerang di Anda sedang bekerja.

Lakukan gerakan ringan, seperti peregangan yang bisa memperlancar aliran darah ke otot. Selain menghilangkan rasa kantuk, badan pegal atau kaku juga menjadi lebih lentur karena melakukan peregangan. “Lakukan peregangan minimal 10 hitungan untuk menghilangkan rasa kantuk saat bekerja selama berpuasa,” saran Grace. Peregangan bisa dilakukan kapan saja sepanjang waktu berpuasa, dan boleh dilakukan pada pagi hari setelah sahur.

Peregangan pun dilakukan dengan gerakan yang sederhana, seperti saat peregangan tubuh ketika akan memulai olahraga. “Jangan lupa untuk minum air putih yang cukup saat berbuka terutama setelah berolahraga,” pesan Grace.

Kebutuhan air mineral sebanyak delapan liter sehari walaupun saat berpuasa tetap harus dipenuhi. Hal itu dikatakan Grace, berguna untuk melancarkan metabolisme tubuh. Empat gelas air putih saat sahur dan lima gelas air putih setelah berbuka sangat disarankan.

Dr Michael Triangto SpKO dari RS Mitra Keluarga Kemayoran Jakarta, mengatakan bahwa saat berpuasa, bukan berarti tubuh berhenti beraktivitas, terutama berolahraga. Jika olahraga tidak dilakukan, bisa saja menimbulkan dampak pada kesehatannya. Misalnya penurunan kadar Hb, berkurangnya kekebalan tubuh, serta masalah terhadap daya tahan jantung dan paru-paru.

“Bagi orang yang berpuasa, jenis kegiatan olahraga yang dilakukan memang berbeda dengan kondisi normal. Jadi, yang terpenting dilakukan adalah dengan memperhatikan olahraga yang tepat, di waktu yang tepat,” paparnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Bumil Puasa, Bayi Lahir Berisiko Plasenta Kecil

Bulan Ramadhan telah dilalui sejak sepekan lalu. Banyak bumil bingung saat memutuskan apakah berpuasa dengan mempertimbangkan efek pada janin mereka.

Peneliti Nick Ashton dari University of Southampton, Inggris, dan rekan-rekannya di King Saud University di Riyadh, Arab Saudi mengamati dampak puasa bagi ibu hamil. Mereka menganalisis catatan dari 7.000 bayi yang lahir di sebuah rumah sakit Saudi selama empat tahun terakhir, termasuk bumil yang puasa dan menjalani persalinan pada bulan Ramadan. Survei menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen bumil muslim berpuasa.

Meskipun bobot lahir bayi sama pada wanita Saudi yang berpuasa dan tidak berpuasa, plasenta bayi pada bumil yang telah berpuasa selama trimester kedua atau ketiga adalah 3 persen lebih ringan daripada berat plasenta rata-rata jika bayi yang lahir adalah laki-laki dan 1,5 persen lebih ringan jika bayi yang lahir adalah perempuan. Demikian seperti okezone lansir dari New Scientist, Rabu (18/8/2010).

Diketahui, anak-anak yang lahir dengan plasenta lebih kecil daripada rata-rata memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Meskipun terlalu dini untuk menyarankan apakah wanita hamil sebaiknya tidak berpuasa, Ashton mengatakan. "Kelahiran berat tidak terpengaruh, yang tentunya berita baik, tetapi kita perlu melihat apakah plasenta kecil memengaruhi risiko penyakit kardiovaskular pada anak-anak dalam jangka panjang."


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Monday, August 16, 2010

Tidur Cukup Puasa Lancar

Perubahan dan kurangnya pola tidur di bulan puasa tak jarang menimbulkan kantuk di siang hari. Bagaimana menjaga pola tidur yang cukup agar puasa tetap khusyuk dan lancar?

Mulut Firda Anastasia, 25, tidak berhenti menguap saat mengetik di depan layar komputernya di kantor. Sering juga dia menghapus air mata yang keluar dari matanya saat dia menguap. Bahkan sesekali dirinya ”rebahan” di meja kerjanya. ”Hmmm, kalau lagi puasa gini, enaknya tidur yah. Badan kayanya lemes banget ga mau ngapa-ngapain,” tutur karyawan swasta ini.

Bukan hanya Firda yang mengalami keluhan tersebut, mengantuk sepertinya sudah menjadi kebiasaan hampir setiap orang saat menjalankan aktivitas puasa, terlebih lagi di siang hari.
Dikatakan oleh spesialis ahli di bidang tidur dari Sleep Disorder Clinic, Rumah Sakit Mitra Kemayoran, Jakarta, dr Andreas Prasadja RPSGT bahwa secara sadar seseorang yang sedang berpuasa mengalami perubahan pola tidur. Kurangnya waktu tidur dengan jadwal aktivitas yang tidak berubah pun tidak dapat dihindari.

”Tanpa kita perhatikan, banyak hal yang berkaitan dengan kesehatan, produktivitas, dan keselamatan berkendara jadi terganggu,” ucap dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Atmajaya Jakarta.

Andreas mencontohkan, konsep kesehatan saat ini mengenali istilah ”Triumvirate of Health” yang digagas oleh Prof William Dement, bapak kedokteran tidur. Konsep ini mengedepankan optimalisasi kesehatan seseorang dengan memperhatikan tiga faktor, yaitu kebugaran fisik, keseimbangan nutrisi, dan kesehatan tidur.

”Ketiganya saling memengaruhi dan saling melengkapi,” kata dokter yang mendalami Sleep Medicine and Technologydi Universitas Sydney, Australia ini. Dia mencontohkan, misalnya saja olahraga yang rutin, akan memperbaiki kebiasaan tidur, dan tidur yang baik nantinya akan memperbaiki metabolisme kita. Begitu pula dengan tidur yang sehat, akan memberikan kebugaran fisik sehingga kita lebih aktif berolahraga.

Andreas menjelaskan, beberapa dampak dari berkurangnya waktu tidur bisa dirasakan, misalnya saja dapat meningkatkan berbagai keluhan fisik ringan namun mengganggu seperti sakit kepala, badan pegal-pegal, atau kelelahan.
Namun bagi mereka yang menderita hipertensi atau diabetes, maka berhati-hatilah. Sebab, kondisi ini menjadi pemicu meningkatnya tekanan darah dan atau gula darah.

”Untungnya, pada bulan puasa ini asupan makanan amat dibatasi, tapi tetaplah waspada pada saat berbuka nantinya,” pesan Andreas. Andreas juga berpesan untuk tetap menjaga asupan makanan saat berbuka. Pada malam hari setelah berbuka atau saat sahur tiba, sebab kondisi kurang tidur yang dialami akan mengganggu proses metabolisme.

Selain rasa kantuk, rasa lemas juga menjadi keluhan di bulan puasa. Rasa lemas ini diakibatkan tidak adanya asupan makan maupun minuman. Selain itu, rasa lemas juga bisa diakibatkan dari perubahan pola tidur yang juga dapat membuat rasa lelah dan sulit berkonsentrasi. ”Di awal puasa, ini menjadi tantangan tersendiri karena kita belum membiasakan diri dengan pola tidur baru. Setelah beberapa waktu, irama tubuh kita akan menyesuaikan,” ucapnya.

Andreas berpesan, untuk sedikit menambah waktu tidur atau mengganti waktu tidur, maka ada baiknya memanfaatkan waktu di siang hari untuk tidur siang. Manfaatnya akan langsung terasa terutama bagi mereka yang aktif bekerja. Istirahatlah sejenak di waktu istirahat siang di kantor. Dengan begitu, satu siklus tidur akan tercapai dan kita akan bangun dengan rasa segar dan bugar. Setelah tidur sejenak, kemampuan konsentrasi, ketelitian, dan kreativitas akan kembali meningkat sehingga produktivitas pun kembali tinggi.

”Dan tahukah Anda, bahwa tidur yang cukup akan menurunkan nafsu makan. Untuk itu, tidur siang sejenak akan lebih memudahkan ibadah puasa,” paparnya.

Dengan adanya beban utang tidur, dorongan kantuk pada jam istirahat siang tidak akan dapat dihindari. Untuk itu,Anda bisa lakukan tidur atau berbaring sejenak setelah salat. Jika memungkinkan, ada baiknya Anda siapkan alas untuk sekadar berbaring di belakang meja kerja.
Tidak lupa untuk menggunakan masker penutup mata juga menyalakan alunan musik yang lembut yang akan membantu tidur lebih pulas.

Khusus bagi pengendara, kesehatan tidur demi keselamatan berkendara sangat penting karena kemampuan berkendara sangat dipengaruhi oleh tidur yang sehat. Dengan perubahan jadwal tidur yang tiba-tiba, kemampuan konsentrasi dan refleks berkendara jelas menurun drastis. Belum lagi efek kantuk yang membebani mata.

”Yakinkan diri Anda tidak mengantuk sebelum berangkat berkendara di pagi hari. Jika mengantuk, terutama di minggu awal bulan puasa, sebaiknya gunakan saja kendaraan umum,” saran Andreas.

Tanda kantuk mulai menyerang saat berkendara ialah menguap serta mengusap-usap mata yang terasa lebih berair. Jangan ambil risiko, parkirkan kendaraan dan tidurlah sejenak. Jika mengendarai sepeda motor, hentikan kendaraan dan bergerak-geraklah sebentar. Gerakan-gerakan senam ringan dapat memberikan kesegaran sejenak.

”Sama halnya ketika Anda merasa terlalu mengantuk untuk mengendara pulang, maka tidurlah sejenak di kantor. Ini jauh lebih aman dibanding harus memaksakan diri pulang,” ujar dokter yang hobi bersepeda ini.

Dikatakan oleh dokter yang ahli dalam bidang olahraga, dr Grace Tumbelaka SpKO, bahwa untuk menghindari lemas dan kantuk pada saat puasa, bisa mengatasi dengan memanfaatkan waktu luang dengan tidur atau sebaiknya melakukan hal positif seperti olahraga ringan satu sampai dua jam sebelum berbuka.

”Jangan pernah begadang saat berpuasa,” saran dokter yang juga staf akademik FKUI ini.
Grace juga menyarankan untuk memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi, seperti jangan terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung tinggi gula saat berbuka ataupun sahur.

Manfaatkan setiap waktu luang untuk membayar utang tidur. Bahkan di waktu senggang saat menanti waktu berbuka. Jika sempat, beristirahatlah sejenak. Tidur bukanlah tanda kemalasan, tapi justru langkah cerdas untuk meningkatkan kesehatan dan produktivitas.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Wednesday, August 11, 2010

Periksa Gigi, Kebiasaan Shahnaz Haque Sambut Ramadan

Ramadhan telah tiba. Sebelum menyambut bulan suci ini, Anda pasti telah melakukan berbagai persiapan. Bila banyak ibu memilih menyesaki pasar untuk belanja kebutuhan puasa, presenter cantik Shahnaz Haque justru punya cara lain.

“Kebiasaan puasa, menjelang puasa pasti periksa ke dokter gigi. Tidak boleh ada gigi yang bolong. Karena, gigi yang bolong itu akan menyebabkan mulut jadi cepat bau. (Periksa gigi) untuk mencegah,” tutur pemilik nama lengkap Shahnaz Natasya Haque ini saat berbincang dengan okezone di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, baru-baru ini.

Shahnaz yang memulai kariernya di dunia hiburan usai terpilih menjadi Putri Indonesia Favorit 1995 ini memang merupakan wanita yang disiplin memerhatikan kesehatan mulut. Bukan hanya untuk dirinya, tapi juga anak dan suami. Ia kerap memboyong Gilang Ramadan, sang suami, dan ketiga buah hatinya untuk mengecek gigi sebelum memasuki bulan puasa.

“Enam bulan sekali pergi ke dokter gigi, plus menjelang Ramadan. Itu sekeluarga. Selain untuk menjaga kesehatan rongga mulut, juga untuk memenuhi standar ke dokter gigi,” ungkapnya.

Soal menyesuaikan diri dengan bulan puasa, Shahnaz mengaku tidak kesulitan. Pasalnya, ia terbiasa berpuasa sunah di luar bulan Ramadan.

“Akan kaget kalau puasa pas bulan puasa, tapi enggak akan kaget kalau 11 bulan yang lain melatih puasa dengan puasa sunah. Masak malas banget, Senin Kamis enggak mau puasa. Kalau enggak mau, yang seminggu sekali aja,” katanya sembari tertawa.

Begitu juga dengan aktivitas olahraga harian. Shahnaz tetap melakukan olah tubuh meski tengah berpuasa.

“Olahraga jalan, waktunya pagi. Aku kan pagi siaran di radio Delta. Sebelum siaran, aku olahraga,” tandasnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Strategi Tubuh Senantiasa Segar Selama Puasa

Puasa seharusnya tidak menjadi halangan bagi kita untuk menjalankan aktivitas harian. Dengan niat ikhlas, Anda bisa konsisten dan mudah menjalani hari sambil berpuasa. Untuk Anda, terdapat strategi membuat tubuh senantiasa segar.

Apa saja strategi tersebut? Berikut ulasan yang berhasil dirangkum okezone.

Cukup air

Memang sangat sederhana, tapi air justru sering dilupakan ketika adzan magrib berkumandang. Kebutuhan air tidak boleh Anda abaikan. Tidak harus air putih, kalau ingin variasi, Anda bisa mengonsumsi teh, susu, jus buah, koktail buah, ataupun kuah sayur.

Idealnya, manusia minum 2 liter atau setara dengan 8 gelas air setiap hari. Angka kebutuhan tersebut dipicu oleh rata-rata pengeluaran urin orang dewasa, yakni sekira 1,5 liter per hari. Selain urine, air juga keluar melalui pernapasan, keringat, dan pergerakan usus. Adapun makanan hanya menyumbang 20 persen dari jumlah total yang diperlukan tubuh. Jadi, air yang Anda minum berfungsi menggantikan cairan tubuh yang hilang. Perbanyaklah minum sebelum shalat tarawih, sesudahnya, dan saat makan sahur agar kecukupan air dalam tubuh Anda tetap di batas normal.

Cukup kalori

Kalori akan menghasilkan tenaga yang dibutuhkan untuk aktivitas. Dalam sehari, wanita membutuhkan kalori sekira 1900 kalori, sedangkan pria 2100 kalori. Saat berpuasa, tentunya Anda bisa memenuhi kebutuhan tersebut pada saat berbuka dan sahur. Oleh karena itu, pilihlah makanan alami agar makanan lebih mudah diubah menjadi kalori tanpa menghasilkan efek negatif bagi tubuh, seperti bahan pengawet dan zat kimia.

Selain itu, pintar-pintarlah memilih makanan yang diasup. Makanan mengandung kadar gula tinggi, seperti soda, permen, cookies, cake, dan jus kemasan termasuk jenis asupan sebaiknya dikurangi. Pasalnya, semua jenis makanan tersebut masuk dalam jenis karbohidrat sederhana, dimana kemampuan penyerapan tubuh berlangsung lebih cepat saat makanan tersebut diproses dalam sistem pencernaan. Hasilnya? Perut Anda akan mudah merasa lapar kembali.

Dengan kata lain, asupan karbohidrat memegang peranan penting saat Anda berpuasa. Karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, roti gandum, oatmel, dan kentang manis, sangat tepat untuk dikonsumsi saat sahur.

Nah, saat kebutuhan karbohidrat terpenuhi, otak manusia dapat memroduksi hormon serotonin untuk memastikan seseorang akan merasa segar sepanjang hari meskipun tengah berpuasa.

Makan secara bertahap

Lapar karena seharian berpuasa bukan alasan untuk mengumbar nafsu makan saat berbuka. Perhatikan kebutuhan yang harus Anda penuhi, di antaranya karbohidrat 50-60 persen, protein 10-20 persen, lemak 20-25 persen, cukup vitamin dan mineral dari sayur dan buah.

Kemudian, makanlah secara bertahap. Anda bisa mulai berbuka dengan makanan ringan atau minuman manis, seperti kolak pisang, kurma, atau teh manis. Makanan manis mengandung karbohidrat sederhana yang mudah diserap dan segera menaikkan kadar gula darah. Jadi, jangan terlalu banyak. Ada baiknya makanlah secara bijaksana.

Setelah shalat magrib, barulah konsumsi makanan pelengkap, terdiri dari nasi atau pengganti nasi, protein dari ayam, ikan, atau daging, tahu atau tempe, serat dari sayuran, dan lain-lain, bisa menjadi menu pilihan Anda.

Setelah salat tarawih, Anda dapat makan camilan berupa buah-buahan segar, seperti apel, pir, jeruk, semangka, stroberi, melon, nanas, atau pepaya. Pembagian makan bisa Anda lakukan, misalnya 50 persen untuk berbuka, 10 persen setelah salat tarawih, dan 40 persen saat sahur.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Sunday, August 8, 2010

Tetap Fit Meski Bumil Berpuasa!

“BUMIL boleh puasa, nggak?” Pertanyaan ini mungkin kerap diajukan wanita hamil saat menyambut datangnya bulan puasa. Nah, agar lebih afdol, ikuti penjelasan dari dokter gizi, dr. Ekky M. Raharja, MS, SpGK dari RS Royal Taruma!

Jadwal Makan Bergeser

Walau saat puasa tubuh tidak mendapat asupan makanan selama 14 jam, sebenarnya tak masalah. Pada kehamilan sehat, puasa tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi janin dan BuMil. “Asupan gizi selama berpuasa tidak berubah, hanya jadwal makannya yang bergeser,” ucap dr. Ekky.

Menambah Kalori

BuMil musti mengonsumsi makanan yang cukup bagi metabolisme tubuhnya, juga agar janinnya tumbuh sehat. Meski saat puasa, kita menumpuk 3 porsi makan (pagi, siang, malam) dalam 2 waktu makan saja - saat berbuka dan sahur - tidak dianjurkan BuMil menjadi kalap makan sebanyak-banyaknya dengan alasan porsi 2 orang.
Toh, tubuh bisa saja tetap lemas saat kembali berpuasa. Solusinya?

“Berilah tambahan kalori sebanyak 300-500 kalori dari kebutuhannya,” sambung dr. Ekky.

Contoh, dari porsi makan biasa, BuMil dapat menambahkan 1 piring nasi (10 sdm/300kal) + daging 100 g (200 kal).

Aturlah Prosentase Makan Puasa

Sudah makan sahur, kok masih lemas? Wah, pasti ada yang kurang diperhatikan dalam mengatur prosentase jadwal makan puasa. Kuncinya: 100 persen kebutuhan gizi tercukupi dalam sehari! Caranya?

“Saat Sahur, penuhi kebutuhan gizi sebanyak 40 persen. Lalu, 60 persen pemenuhan zat gizi lainnya, terbagi atas buka puasa (10 persen), makan malam - setelah salat Maghrib (40 persen), dan jelang tidur - sesudah salat Tarawih (10 persen)”, tip Dokter kelahiran Jakarta, 3 April 1948 ini.

(Mom& Kiddie//ftr)Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Wednesday, August 4, 2010

Segar & Fit di Bulan Puasa

Ingin tetap segar dan fit saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan? Yang terpenting harus dijalankan adalah mengonsumsi jenis makanan yang bergizi dan dengan pengolahan yang tepat.

Bulan puasa, bulan penuh berkah dan ampunan sudah di depan mata. Menjaga tubuh agar selalu sehat dan bugar ketika menjalankan puasa Ramadan akan memberikan kesempatan untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya dan bila tiba Hari Idul Fitri kita akan kembali suci dan terbebas dari segala dosa. Apalagi, puasa juga terbukti memberi manfaat yang baik bagi kesehatan.

Dengan berpuasa, organ tubuh diberi kesempatan beristirahat. Pada saat organ beristirahat, sel dan jaringan tubuh melakukan regenerasi sehingga sel tubuh terus mengalami pembaharuan dan sel dalam jaringan tubuh yang terus mengalami pembaharuan menjadikan tubuh selalu segar dan bugar.

Namun, perubahan jadwal makan yang tiba-tiba pastinya akan membuat proses metabolisme tubuh juga berubah sehingga perlu penyesuaian di awal-awal bulan puasa. Normalnya, konsumsi makanan atau minuman menjadi bekal energi bagi tubuh selama kurang lebih lima sampai tujuh jam. Saat puasa konsumsi makan dan minum di kala sahur digunakan untuk bekal energi dan kebutuhan lain selama 16 jam.

Wajar saja apabila saat menjalankan ibadah puasa, tubuh biasanya loyo, tidak bersemangat, dan wajah tampak kusut akibat kelelahan beraktivitas. Padahal, di bulan puasa aktivitas kehidupan dan pekerjaan sehari-hari tidak mungkin ditinggalkan. Karena itu, kita perlu upaya ekstra untuk menjaga tubuh tetap segar, fit, dan kuat sepanjang hari di bulan suci ini.

Menurut ahli gizi dari Klinik Hang Lekiu Medical Center, dr Inayah Budiasti MS SpGK, agar tubuh tetap segar sepanjang berpuasa sehingga dapat beraktivitas dengan lancar perlu diperhatikan pengaturan pola makan yang sehat saat sahur. Artinya, kita harus memilih jenis dan proses pengolahan bahan makanan yang baik bagi tubuh.

”Jangan makan gorengan atau yang berasa asam, pedas, dan makanan bersantan,” katanya.

Jenis makanan yang digoreng memerlukan proses pengolahan di usus yang lebih lama. Padahal, cairan di dalam tubuh sangat minim. Seperti diketahui, setiap makanan yang masuk mengalami metabolisme menggunakan cairan dalam tubuh.

Yang terjadi, lanjut dia, cairan tubuh semakin habis dan membuat badan lemas dan lesu. Memang, pada saat berpuasa bahan makanan penghasil energi utama seperti karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein yang masuk ke tubuh kita tidak sebanyak hari biasa.

Jangan lupa selalu mengonsumsi makanan bergizi, baik pada saat sahur maupun berbuka puasa. Walau menu sederhana, yang harus diperhatikan adalah hidangan itu mengandung lima unsur gizi lengkap seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. ”Yang dianjurkan adalah konsumsi sayur bayam, sup ayam, pokoknya yang berserat dan berkuah,” tandas Inayah.

Inayah mengungkapkan, makanan berserat yang banyak terdapat dalam sayur dan buah mampu menahan rasa lapar. Tubuh kita memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna makanan yang banyak mengandung serat. ”Buah-buahan juga sebaiknya beraneka ragam, sekitar tiga sampai empat jenis,” terangnya.

Untuk porsinya, ujar dia, pilih yang sedang. Jangan sampai karena takut kelaparan, pada saat sahur Anda mengonsumsi makanan yang berlebihan. Yang harus diingat bukan jumlah takaran, tetapi proses pengolahan dan gizi makanan yang masuk ke dalam tubuh agar badan tetap fit sepanjang hari saat puasa.

Selain memperbanyak makanan berserat dan makanan yang mengandung protein, kata Inayah, sebaiknya Anda juga menyediakan jenis makanan yang mengandung vitamin dan mineral serta makanan tambahan agar tubuh tetap segar bugar sepanjang hari. Vitamin yang penting dikonsumsi setiap hari adalah vitamin A, B, dan C. Tapi kalau Anda sudah makan buah berwarna kuning atau merah, sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan, maka tak perlu khawatir kekurangan vitamin tersebut.

Untuk mencegah dehidrasi tubuh di siang hari, Anda juga dianjurkan banyak minum air putih pada malam hari yang dimulai sehabis buka. Hal ini berguna untuk mencukupi kebutuhan cairan pada tubuh karena tubuh membutuhkan delapan gelas sehari. Apalagi, pada siang hari aktivitas kita cenderung banyak mengeluarkan keringat baik, di ruangan terbuka maupun ber-AC.

Bagi penderita sakit lambung, makanan yang sebaiknya dihindari adalah ketan, mi, daging berlemak, ikan dan daging yang diawetkan, sayuran mentah, sayuran berserat, minuman yang mengandung soda, dan bumbu yang tajam (cuka, cabai, asam). Jenis makanan tersebut bisa menimbulkan gas yang berpengaruh meningkatkan produksi asam lambung.

Bagi mereka yang memiliki berat badan melebihi ideal, sebaiknya selama berpuasa pun tetap menghindari makanan yang tinggi kolesterol, misalnya lemak hewan, margarin, mentega. Selain itu, sebaiknya Anda menghindari makanan yang manis-manis, seperti dodol, sirup, cokelat, kue tar, dan es krim. Selain lebih banyak mengonsumsi sayur, buah, dan daging tanpa lemak, pengolahan makanannya pun sebaiknya jangan digoreng.

Sementara mereka yang terlalu kurus, selama berpuasa sebaiknya menambah porsi susu dan menghindari makanan yang sulit dicerna, seperti sayuran berserat kasar (daun singkong, daun pepaya). Mereka yang berusia lanjut, aturlah pola makan saat berbuka puasa juga secara bertahap. Makanlah jumlah yang lebih sedikit, namun dilakukan beberapa kali.

Walaupun tubuh terasa loyo ketika berpuasa, Anda juga disarankan tidak malas berolahraga karena dengan berolahraga tubuh menjadi lebih fit. Memang ketika puasa ada perubahan waktu, misalnya intensitas olahraga sebelum puasa dilakukan tiga sampai empat kali seminggu, tapi di bulan puasa cukup dengan dua sampai tiga kali.

Waktu yang paling baik untuk olahraga, yakni menjelang berbuka. Karena setelah tubuh mengeluarkan keringat, tubuh kembali mendapat asupan berupa minuman atau makanan. Bagi yang tidak terbiasa melakukan olahraga, pada tahap awal penyesuaian sebaiknya melakukan olahraga ringan, seperti jalan kaki. Jangan terlalu memaksa untuk olahraga yang lebih berat, seperti aerobik atau lari karena kebugaran tidak bisa didapatkan secara instan. Akan lebih baik menambah porsi latihan secara bertahap.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com