Untuk memudahkan menemukan artikel yang anda cari, silahkan gunakan Search Box berikut:

Saturday, September 11, 2010

6 Catatan Penting Ibu Hamil Selama Lebaran!

Coba bayangkan! Saat asyik-asyiknya merayakan Lebaran bersama handai taulan, tahu-tahu Moms yang sedang hamil mengalami masalah. Entah itu keluhan kaki bengkak, perut tegang, dan sebagainya. Wah, bisa-bisa mood Moms jadi turun naik.

Nah, daripada perayaan Idul Fitri nanti jadi kurang afdol, coba simak catatan dari dr Fakriantini Jaya Putri, SpOG dari RSU Zahirah, Jagakarsa!

MUDIK

Lebaran tidak pulang kampung? Koq rasanya kurang sreg! Pasalnya, mudik ini sudah menjadi tradisi. Tapi, lain halnya dengan BuMil. Dia musti memikirkan kondisi diri dan janinnya.

- Don't:

Biasanya, mudik "memakan" waktu yang cukup panjang. Dan ini cukup riskan bagi bumil, bila kondisi jalan macet saat menggunakan jalan darat. Kalaupun menggunakan maskapai penerbangan, tidak semua bumil bisa terbang dengan alasan tertentu.

Bagi Moms yang memasuki trimester pertama, coba pikir-pikir lagi rencana mudik Anda. Selain menghadapi keluhan hamil muda ini, seperti mual, muntah, juga berpotensi besar mengalami keguguran.

Begitu pula trimester ketiga, perut yang semakin membesar akan membuat bumil gampang lelah dan rentan terjadi kelahiran sebelum waktunya.

- Do:

Karena itu, bagi bumil yang hendak pulang kampung, lebih amannya dilakukan pada trimester kedua.

- Catatan:

Bila bumil memang mendesak untuk mudik, konsultasikan kondisi kandungan, apakah kondisi kandungan benar-benar aman untuk mudik lebaran. Langsung tanyakan saja kepada dokter obgin.

POSISI DUDUK

BuMil kerap mengeluh pegal? Jangan-jangan Anda mengabaikan posisi duduk. Padahal saat bersilaturahmi, Moms duduk agak lama di kursi.

- Don't:

Saat duduk di kursi, coba perhatikan apakah kaki benar-benar menyentuh lantai. Kalau kaki masih menggantung akan mengakibatkan sirkulasi darah kurang lancar, dan kaki pun menjadi bengkak.

- Do:

Upayakan bagian belakang tubuh bersandar pada sandaran kursi dengan posisi lurus. Lalu, duduklah agak ke depan, sehingga otot-otot rileks.

- Catatan:

Sebaiknya, bumil duduk tidak terlalu lama. Setiap dua jam sekali, ambil jeda minimal 5 menit untuk jalan-jalan sebentar.

MENGUNJUNGI KERABAT

Saling memaafkan dan menjalin keakraban kekerabatan adalah inti dari silaturahmi. Sudah menjadi ciri khas merayakan Idul Fitri yaitu mengunjungi sanak saudara satu persatu, namun pengecualian bagi bumil.

- Don't:

Memaksakan diri mengunjungi semua sanak saudara. Wah, kalau kunjugan ini dipaksakan, bisa-bisa perut Moms tegang. Alhasil, bumil tidak merasa nyaman.

- Do:

Karena banyak acara atau kunjungan, pilihlah mana yang bisa dihadiri bumil atau bisa diwakilkan suami, bahkan yang tidak perlu dihadiri. Kalaupun ingin mengunjungi sanak saudara, pilihlah tempat yang terjangkau. Selain itu, istirahatlah yang cukup.

- Catatan:

Kalau memang tidak bisa mengunjungi sanak saudara, cobalah mencari alternatif lain dalam mengucapkan permohonan maaf dan salam. Ambil contoh, memberikan kartu Lebaran, hantaran, yang memasang foto Anda tengah hamil.

FESYEN SAAT LEBARAN

Lebaran, tampil modis? Pasti bumil pun setuju. Namun, bumil juga musti memerhatikan fesyennya agar nyaman sepanjang hari.

- Don't:

Memakai sepatu atau sandal hak tinggi. Ya, dengan hak tinggi membantu kaki terlihat lebih jenjang dan cantik. Namun, bumil disarankan tidak memakainya. Pasalnya, bumil musti menopang berat badan yang lebih berat dari biasanya. Selain itu, Moms berisiko jatuh terpelesat yang membahayakan bumil dan janinnya.

- Do:

Pilihlah baju yang menyerap keringat. Sebab, bumil cenderung mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak. Sebaiknya, carilah bahan baju, kaos, katun, sutera, misalnya. Selain itu, model disain yang simpel, tapi elegan.

- Catatan:

* Kenakan sepatu atau sandal dengan hak rendah. Bila ingin gaya, Moms tinggal mencari aksesoris pada alas kaki yang digunakan.

* Moms bisa memilih model lengan panjang atau baju casual lainnya. Dengan sentuhan selendang, Moms bisa mendapatkan baju lebaran yang nyaman.

MAKAN SANTAPAN IDUL FITRI

Hari Lebaran tentu suguhan makanan istimewa pun melimpah ruah. Sebut saja, makanan berlemak, bersantan, penuh bumbu, manis, pedas, dan sebagainya. Benar-benar "memanjakan" lidah. Bukan berarti Moms tidak boleh menyantap semuanya, hanya saja musti bijak memilihnya.

- Don’t:

Menyantap makanan pedas, bersantan, dan manis. Seperti makan pedas, misalnya, bila porsi berlebihan, apakah akan memengaruhi pencernaan, seperti menyebabkan diare. Atau makanan manis, turut meningkatkan pasokan gula darah bumil.

- Do:

Perbanyak makan buah dan sayur, serta air putih. Ya, buah dan sayur yang notabene kaya serat ini dapat menurunkan kadar kolesterol jahat. Disamping itu, air putih juga memperlancar metabolisme tubuh, termasuk metabolisme kolesterol.

- Catatan:

Cobalah memilih salah satu makanan, entah itu makanan pembuka, utama, hingga penutup, setiap kali Moms melakukan kunjungan. Sehingga, perut pun tidak ‘penuh’ dan Anda pun sehat.

KONTROL

Kalau sudah mendekati atau selesai hari raya Lebaran, agak sulit mencari dokter. Maklum saja, dokter langganan belum tentu ada atau sudah pulang dari beberapa hari jelang hari H. Kalau sudah begini, Moms pun bingung.

- Don't:

Tidak atau lupa melakukan kontrol. Kalau ternyata terjadi sesuatu, ada masalah pada kehamilan, misalnya, akan sulit diantisipasi.

- Do:

Cari Informasi. Tanyakan berapa lama dokter akan cuti dan kembali bekerja. Bila perlu, majukan jadwal kontrol dari biasanya. Lalu, bila tidak ada dokter langganan, siapakah yang akan menjadi dokter penggantinya, misalnya kalau ternyata jadwal melahirkan terjadi pada hari libur tersebut.

- Catatan:

Dianjurkan untuk kontrol ke dokter obgin pada hari H-7 dan H+7 Idul Fitri untuk memantau kondisi ibu dan janin.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Sunday, September 5, 2010

Inilah Rahasia Tetap Fit Saat Mudik

MUDIK menjadi agenda rutin setiap umat muslim menjelang Lebaran. Karena itu, Anda sebaiknya menjaga tubuh tetap fit saat mudik. Sehingga agenda Anda kumpul keluarga pun tidak terganggu.

Berikut ini saran untuk Anda meraih tubuh fit saat mudik:

1. Sebelum melakukan perjalanan, tidur yang cukup, minimal 6-8 jam.
2. Jangan melakukan perjalanan dalam kondisi perut kosong. Jika Anda masih berpuasa, sahurlah dengan makanan yang mengandung banyak karbohidrat dan protein sebagai sumber tenaga. Mengasup suplemen jika perlu.

3. Bawalah bekal makanan (bersih dan tahan lama) dan minuman (hangat dan manis) untuk di perjalanan.

4. Hindari jajan sembarangan selama perjalanan.

5. Rajin-rajinlah mencuci kedua tangan, utamanya setelah makan atau setelah melakukan kontak fisik dengan penderita atau tempat-tempat yang rentan terkontaminasi kuman dan virus.

6. Jangan lupa untuk membawa obat-obatan yang dibutuhkan dan simpan dalam tas kecil agar mudah terlihat dan dijangkau jika diperlukan.

7. Agar terhindar dari penyakit, tak ada salahnya memakai masker selama perjalanan mudik. Apalagi jika Anda mudik mengendarai sepeda motor, masker mutlak digunakan agar terhindar dari debu dan kuman yang beterbangan karena angin.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com

Saturday, September 4, 2010

Pola Makan Tepat Saat Puasa

Aktivitas pada bulan puasa yang tetap padat, membuat tubuh harus mendapatkan energi ekstra agar tetap bugar dan bersemangat hingga berbuka. Salah satu penunjangnya adalah mengatur pola makan tepat.

Menurut Prof Dr Made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), fungsi puasa sangat penting bagi tubuh.

“Puasa merupakan terapi penyakit fisik dan psikis. Dari sudut pandang fisik, puasa bermanfaat meningkatkan daya serap makanan, meremajakan sel-sel tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh, mengendalikan kadar asam basa di dalam tubuh, dan membuat otak lebih cerdas,” katanya saat menjadi pembicara dalam acara “Soyjoy Silaturahmi dan Berbuka Puasa” di Jakarta, belum lama ini.

Namun, lanjut dia, banyak orang yang beranggapan bahwa Ramadan merupakan bulan yang istimewa sehingga makanan yang dikonsumsi dibedakan dengan hari-hari biasa. Bahkan, porsinya diperbanyak karena “kalap dan balas dendam”. Yang terjadi, pada akhir bulan suci ini, berat badan pun makin meningkat secara drastis.

“Padahal, saat bulan puasa seharusnya porsi dan jenis makanannya sama saja seperti biasanya,” tutur Made.

Made mengungkapkan, pola strategi makan yang baik pada bulan puasa dibagi menjadi empat bagian. Saat berbuka, utamakan makanan dan minuman manis dan mengandung karbohidrat sederhana semisal kurma, teh manis, atau jus. Hal ini karena bahan pangan tersebut mudah diserap tubuh dan tidak mengagetkan lambung. Usahakan menghindari mengonsumsi makanan berat saat mulai berbuka puasa. Selanjutnya, 30 menit setelah berbuka konsumsilah makanan lengkap dengan karbohidrat kompleks.

Sebelum tidur, Anda dapat kembali mengonsumsi makanan berkarbohidrat, namun hindari serat dan protein tinggi. Bentuk makanannya bisa berupa camilan. Dan ketika sahur, konsumsilah makanan lengkap dengan karbohidrat kompleks dan banyak serat.

“Pada waktu sahur, distribusi gizi yang diperlukan adalah 40–45 persen dari kebutuhan energi harian,” tuturnya.

Saat sahur, Anda juga boleh menambah pembangkit stamina tubuh dengan mengonsumsi makanan suplemen seperti vitamin, mineral, atau antioksidan. Agar kuat bertahan puasa hingga sore hari, dia menyarankan agar mengonsumsi makanan dengan nilai glycemic index (GI) yang rendah.

Berdasarkan hasil penelitian Made, makanan dengan GI rendah dapat mempertahankan perut kenyang lebih lama. Hal ini karena proses pelepasan karbohidratnya berlangsung secara perlahan-lahan dan bertahap sehingga puncak atau fluktuasi kadar gula darah akan rendah. Ini baik bagi penderita diabetes yang perlu menjaga kestabilan kadar gula darah.

Bahan makanan ini juga bagus untuk membantu menurunkan berat badan, meningkatkan ketahanan fisik, dan memperbaiki sensitivitas insulin dalam tubuh untuk mencegah diabetes.

GI itu sendiri adalah laju kenaikan gula darah pada skala 0–100 setelah mengonsumsi pangan berkarbohidrat. Diketahui, karbohidrat yang mudah dicerna menghasilkan GI tinggi, sehingga kenaikan glukosa darah cepat dan tinggi. Adapun karbohidrat yang lambat dicerna menghasilkan GI rendah, sehingga kenaikan glukosa darah lambat dan rendah. Beberapa contoh makanan dengan GI rendah adalah buah ceri, apel, kentang rebus, dan kedelai. Selain itu, bahan pangan seperti beras parboil, kentang rebus, susu full krim dan susu skim, spageti, makaroni, dan cokelat batangan juga termasuk kelompok makanan dengan GI rendah.

“Setiap kelompok pangan memiliki kategori GI tersendiri, contohnya pada buah apel dan ceri, tergolong pangan dengan GI rendah, kemudian pisang dan mangga tergolong dalam pangan dengan GI sedang, sementara melon adalah pangan dengan kategori GI tinggi dan tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi orang dengan kandungan gula darah tinggi,” ujarnya.

Dindin Suzaridian, Product Marketing Manager Soyjoy, mengatakan bahwa pihaknya selalu terus berupaya mewujudkan komitmen dalam mengedukasi masyarakat mengenai gaya hidup sehat bagi masyarakat Indonesia. Salah satunya dengan menginformasikan secara luas arti pentingnya makanan dengan GI rendah.

“Salah satu wujud komitmen Soyjoy juga untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat adalah dengan menginformasikan makanan apa saja yang baik dan aman dikonsumsi saat bulan puasa,” ujarnya.


Sumber: www.lifestyle.okezone.com